Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan konsumsi tepung terigu domestik pada 2019 diprediksi akan tumbuh di atas 6% dibandingkan dengan tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan, pertumbuhan konsumsi pada tahun, salah satunya akan didorong oleh momentum pemilihan umum presiden dan legislatif. Hal itu membuat pertumbuhan konsumsi tepung terigu dapat mencapai 6% pada 2019, atau naik dari proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 5%.
“Tahun depan permintaan akan lebih banyak berasal dari sektor usaha kecil dan menengah (UKM), terlebih profil industi konsumen tepung terigu nasional selama ini didominasi oleh sektor tersebut,” katanya kepada Bisnis.com.
Menurut data Aptindo, sepanjang tahun ini sektor UKM menguasai 66% permintaan tepung terigu nasional, sementara sisanya berasal dari industri besar. Sektor UKM tersebut a.l. mayoritas terdiri dari produsen rumahan.
Ratna mengatakan, sepanjang semester I/2018, konsumsi tepung terigu telah mencapai 4,15 juta metrik ton. Dia pun optimis hingga akhir tahun konsumsi domestik komoditas itu akan menembus 8 juta metrik ton, atau naik dari dari capaian 2017 sebesar 7,9 juta metrik ton.
Terpisah, dukungan terhadap UKM sebagai tulang punggung konsumsi tepung terigu nasional juga dialkukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari. Ivo Ariawan Budiprabawa, Vice President Commercial Divisi Bogasari mengatakan, peluang usaha makanan berbasis tepung terigu masih terbuka lebar. Untuk itu, dia mendorong sektor UKM untuk memanfaatkan potensi tersebut.
“Salah satu program yang akan dijalankan pada 2019 adalah Program SDC (Small Medium Enterprise Development). Melalui SDC Program ini, Bogasari akan mendidik individu yang tidak hanya memiliki kemauan tapi juga kemampuan untuk merintis usaha makanan berbasis tepung terigu,” katanya, seperti dikutip dari keterangan resminya.
Ivo mengatakan, SDC Program ini akan dijalankan oleh Tim dari Bogasari Baking Center (BBC) yang tersebar di 16 kota dan memiliki 19 cabang. Menurutnya, BBC adalah lembaga unit pelatihan Bogasari yang sudah ada sejak tahun 1981 atau 10 tahun setelah pabrik Bogasari beroperasi.
“Para calon UKM ini diambil dari alumnus atau peserta pelatihan BBC yang belum buka usaha, padahal punya keinginan dan modal. Membuka usaha itu tidak cukup hanya punya kemauan tapi juga keberanian untuk memulai,” ucap Ivo.
Tim Bogasari akan mensurvei dan memvalidasi, lalu calon pelaku usaha akan dilatih selama satu bulan di BBC. Di BBC akan dilatih dengan konsep 60% teori dan 40% praktik. Teori yang diajarkan tidak semata soal resep, tapi juga tentang marketing, simulasi permodalan usaha, pengelolaan SDM, tren makanan dan teknologi dan masih banyak lagi. Sedangkan praktik yang akan diajarkan adalah resep makanan bakery, cake, pastry dan mie.
Di akhir pelatihan, calon wirausaha akan diuji di hadapan panelis untuk menjelaskan secara detail konsep usaha yang akan dijalankan. Pengujian tersebut meliputi produk yang akan dijual, konsep dan strategi pemasaran, kemasan, harga, kebutuhan tenaga kerja, dan lain sebagainya.