Bisnis.com, JAKARTA – Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan penelitian dan workshop perumusan hasil riset restorasi gambut dengan harapan bisa mempengaruhi kebijakan publik dan peraturan daerah.
Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan menyatakan perumusan hasil riset restorasi gambut memang bertujuan memberikan dampak kepada pengambil kebijakan. Sehingga, pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah bisa mengatur soal pengelolaan lahan gambut, dan menghindari resiko terjadinya kerusakan gambut lebih lanjut.
“BRG jelas membutuhkan tujukan cara merestorasi gambur secara nasional. Nah, tujukan itu hasil riset sekarang dan riset sebelumnya. kita akan rumuskan dan telaah lebih dalam mana saja yang bisa praktirs untuk memasukkan cara merestorasi gambut dengan beragam kondisi,” ujar Haris di Hotel Ciputra, Senin (10/12/2018),
Haris menyebut upaya riset dan pengembangan ini sesuai Peraturan Presiden Nomor 1/2016 tentang Badan Restorasi Gambut menetapkan Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan sejumlah fungsi.
Pertama, penelitian dan pengembangan untuk keperluan tata kelola kawasan hidrologis gambut. Kedua, pengembangan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi pada gambut untuk mendukung pengendalian perubahan iklim. Ketiga, pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada bidang penelitian dan pengembangan.
“Strategi restorasi yang dilakukan yaitu rewetting, revegetasi, dan revitalisasi serta menganalisis cara mengintegrasikannya, dan ini bicara tentang pendekatan untuk keterpaduan itu,” katanya.
Dia menyatakan upaya penerapan restorasi gambut dari penelirian 13 universitas dan 3 lembaga penelitian bisa mendorong masyarakat setempat bisa menjadi subjek pelaku restorasi gambut. Sehingga, tujuan nasional restorais gambut bisa tercapai tanpa mengesampingkan ciri khas setiap daerah dalam proses restorasi lahan gambut.
“Dinamika masyarakat dan kondisi gambut tidak bisa kita samakan. Antara gambut di pinggir sungai, pantai, pedalaman, dan di setiap kepulauan itu berbeda. Inilah yang membuat kita kalau bsia melewati proses ini bisa mendapatkan pengetahuan yang luar biasa,” jelas Haris.
Menurut Haris, hasil riset dan acuan dari peneliti hanya bisa direplikasi ke daerah lain jika ada kesamaan kultur dan variabel lain dari pulau tersebut.