Bisnis.com, JAKARTA - Kesepakatan Brexit yang dibuat Pemerintah Inggris dengan Uni Eropa (UE) diperkirakan akan membuat perekonomian negara tersebut lebih kecil 3,9% dibanding jika tetap menjadi bagian UE, sebut salah satu lembaga penelitian pada Senin (26/11/2018).
Studi terbaru dari National Institute of Economic and Social Research (NIESR), memaparkan pukulan perekonomian tersebut sebanding dengan kehilangan pendapatan ekonomi dari Wales dan kontribusi industri finansial London.
Studi terbaru ini didukung oleh People's Vote, sebuah kelompok yang mengkampanyekan referendum baru supaya Inggris bisa tetap di UE.
Sebagaimana diwartakan Reuters, Pertumbuhan ekonomi Inggris telah melambat sejak referendum Brexit 2016. Sebagian besar kondisi perekonomian sejalan dengan proyeksi pra-referendum NIESR tentang dampak dari meninggalkan UE, kendati demikian perlambatan tidak sebesar angka perkiraan.
Laporan terbaru NIESR memprediksi jika Inggris mengadakan perjanjian perdagangan bebas dengan UE untuk menggantikan status keanggotaan saat ini, pada tahun 2030, setiap penduduk Inggris akan kehilangan US$1.400 per tahunnya.
Inggris juga diprediksi mengalami pukulan ekonomi yang lebih kecil jika tetap bergabung dengan persatuan bea cukai Uni Eropa. Salah satu opsi penanggulangan masalah perbatasan Irlandia Utara dan Republik Irlandia tersebut akan membuat perekonomian Inggris lebih kecil 2,8% dibanding jika tetap menjadi anggota UE.
Baca Juga
Tinggalkan Uni Eropa
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada Maret. Namun, jika parlemen menyetujui kesepakatan Brexit, status perdagangan antara kedua blok tidak akan berubah sampai akhir 2020. Periode dua tahun ini adalah masa transisi dan bisa diperpanjang hingga 2022 jika London dan Brussels membuat kesepakatan hubungan ekonomi baru.
Sejauh ini, kesepakatan Brexit telah disetujui seluruh pemimpin negara anggota UE pada Minggu (25/11/2018). Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May harus berhadapan dengan parlemen guna mempertahankan kesepakatan tersebut menyusul maraknya suara ketidaksetujuan di Partai Konservatif.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pebisnis dan investor akan potensi Brexit tanpa kesepakatan jika parlemen menolak draf proposal tersebut.
NIESR memperkirakan jika Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Maret tanpa kesepakatan, namun dengan sejumlah perjanjian untuk menghindari dampak perdagangan dan perpindahan penduduk, ekonomi akan menjadi 5,5% lebih kecil pada 2030.