Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi SMK Diprioritaskan untuk Sejumlah Sektor

Pemerintah memprioritaskan revitalisasi SMK di beberapa sektor antara lain kelautan, pariwisata, pertanian, dan ekonomi kreatif.
Siswa melakukan praktek program teknik kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan ORA et LABORA, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Abdulah Azzam
Siswa melakukan praktek program teknik kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan ORA et LABORA, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Abdulah Azzam

Bisnis.com, BOGOR - Pemerintah memprioritaskan revitalisasi SMK di beberapa sektor antara lain kelautan, pariwisata, pertanian, dan ekonomi kreatif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan upaya revitalisasi SMK tersebut sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo terkait perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

"Tahun depan sudah ditangani oleh Kementerian PUPR, kita hanya mengajukan skema-skema SMK mana saja yang harus direvitalisasi. Itu kita harapkan ada sekitar 3.000-4.000 SMK [revitalisasi]. Terutama SMK prioritas," katanya di Istana Bogor, Rabu (21/11/2018).

Sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, perbaikan sistem pendidikan dilakukan melalui revitalisasi pendidikan vokasi, dan peningkatan keterampilan pencari kerja dan pekerja.

Selanjutnya, pemilihan sektor-sektor prioritas itu tidak terlepas dari kebutuhan dominan para pencari kerja dan sektor yang menjadi unggulan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia mendatang.

Soal peningkatan kualitas sumber daya pendidik, Muhadjir mengungkapkan pihaknya akan mengusulkan pengangkatan sekitar 72.000 guru SMK melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

"Kita butuh 90.000-an guru SMK yang punya keahlian produktif. Jadi in take-nya kita bisa ambil dari mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja dari PPPK itu," tekannya.

Tak hanya itu, dia menjelaskan pemerintah juga mengubah kurikulum dari yang berbasis suplai (supply drive) menjadi permintaan (demand drive).

Perubahan yang paling kentara adalah pembuatan kurikulum SMK yang melibatkan dunia usaha sehingga bisa menjadi acuan mengenai kebutuhan di lapangan.

"Sehingga sekarang sekitar 70% kurikulum keahlian itu diusulkan dari dunia industri dan dunia usaha, termasuk peralatan-peralatan, dan rekomendasinya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper