Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) mengakui kurang dapat menjual lima lapangan migas baru yang disaring dari 36 rekomendasi survei geologi dan geofisika Badan Geologi selama 2010–2018.
Survei yang dilakukan dalam kurun waktu 8 tahun tersebut, pada umumnya terletak di kawasan timur Indonesia. Dari 36 rekomendasi wilayah kerja migas, terbagi atas 33 wilayah kerja migas konvensional dan 3 blok nonkonvensional.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, masih perlu berupaya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih menjual. Menurutnya, yang ditawarkan Badan Geologi, masih berpusat pada kajian keilmuan dan tidak menerangkan potensi dan prospek wilayah migas.
“Ini perlu cara baru bagaimana cara menjualnya. Kalau penyajian data kita pakai cara lama saya pesimistis ke depannya kita mendapatkan lapangan yg baru,” katanya sesuai membuka seminar Berburu Lapangan Migas Baru di Indonesia, Kamis (15/11/2018).
Berdasarkan data Badan Geologi, setidaknya dari 128 cekungan yang telah dipublikasikan, hanya terdapat 18 cekungan yang berproduksi dan masih ada 110 cekungan yang dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.
Dari 110 cekungan tersebut, 12 cekungan sudah dibor dengan adanya indikasi migas, 24 cekungan yang telah dibor dengan tidak ditemukannya adanya indikasi migas, dan 74 cekungan yang belum di bor.
Arcandra menampik lima lapangan migas baru yang ditawarkan Badan Geologi terkesan jalan ditempat. Saat ini, pihaknya tengah membentuk tim untuk memperkuat usulan lapangan migas baru tersebut.
“Harapan saya, tata cara dan pola kerja yang selama ini sudah dilakukan harus diubah. Cara-cara lama terbukti kurang efekti dalam menjual blok migas kita."
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, usulan 5 lapangan migas baru diharapkan dapat membantu menemukan cadangan migas baru. Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak tercatat sebesar 774.000 barel per hari (bph) per Oktober 2018 atau 97% dari target APBN 2018.
“Yang lima ini kami sampaikan ke Ditjen Migas supaya dimasukkan daam WK baru. Potensinya belum ketahuan, baru indikasi ada cadangan dan nanti ditindaklanjuti,” katanya.
Upaya Badan Geologi melakukan survei untuk berburu lapangan migas baru, terhalangi oleh minimnya dana APBN yang dikucurkan untuk menemukan titik-titik sumber migas di Tanah Air.