Bisnis.com, JAKARTA -- Banten, Maluku dan Jawa Barat menjadi daerah dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di Indonesia. Ini karena adanya kaum urban yang mencari pekerjaan di sektor industri olahan atau manufaktur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, provinsi dengan TPT tertinggi adalah Banten, Maluku, dan Jawa Barat. TPT Banten turun dari 9,28% menjadi 8,52%. Ekonomi Banten Triwulan III tumbuh 5,89% dengan kontribusi sektor industri manufaktur yang besar.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro menilai sektor ini menarik banyak pendatang dengan keterampilan tidak sesuai kebutuhan industri, kendala lain yang dihadapi Banten adalah tingginya upah minimum. Kombinasi kedua hal ini lanjutnya menjadi alasan tingginya TPT di provinsi Banten.
Selain Banten, lanjutnya, Maluku juga memiliki TPT yang menurun signifikan dari 9,29% menjadi 7,27%. "Ekonomi Maluku Triwulan III/2018 tumbuh 6,34%, ditopang oleh sektor jasa administrasi pemerintahan dan jasa keuangan dengan penyerap lapangan kerja tertinggi, setelah pertanian," tuturnya, Kamis (11/8/2018).
Menurutnya, meski TPT desa dan kota menurun, tetapi TPT perkotaan di Maluku masih jauh lebih tinggi dibanding perdesaan. TPT Jawa Barat lanjutnya turun dari 8,22% menjadi 8,17%. Ekonomi Jabar Triwulan III tumbuh 5,2% dengan kontribusi terbesar dari sektor informasi dan komunikasi, real estate, serta akomodasi dan makan minum.
"Penciptaan lapangan kerja terjadi di sektor akomodasi dan makan minum, industri manufaktur, perdagangan, dan transportasi. TPT perdesaan meningkat 1,22 poin, tetapi TPT perkotaan turun 0,49 poin. Lapangan usaha banyak berkembang di daerah perkotaan," jelasnya.
Kendala yang dialami Jawa Barat menurutnya juga sama dengan Banten, yakni tingginya upah minimum. Sektor manufaktur pun menurutnya mulai memindahkan pusat industrinya ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur karena upah minimum regional yang lebih rendah.