Bisnis.com, JAKARTA--Kendati pertumbuhannya belum signifikan, penyaluran kredit perbankan pada bulan September meningkat sebesar 12,7% dari bulan sebelumnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan pertumbuhan tersebut ditopang oleh komponen kredit modal kerja dan investasi, terutama di sektor manufaktur berbasis ekspor serta jasa.
"Hal ini menunjukkan aktivitas perbankan yang baik," ungkap Perry, Jumat (19/10).
Sementara itu, bank sentral memprakirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan berada dalam kisaran proyeksi 10-12% (yoy), atau lebih tinggi dari tahun lalu, yakni sebesar 8,2% (yoy).
Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual menuturkan pertumbuhan sebesar 12% berada dalam batas normal.
Sama dengan BI, David memperkirakan pertumbuhan kredit akan berada di kisaran dua digit, 10%-12% pada tahun ini. Dia melihat pertumbuhan kredit ini memang ditopang oleh kredit konsumsi yang mulai tumbuh.
Baca Juga
Hal tersebut tercermin dari kredit kendaraan, baik mobil dan motor, yang meningkat. Sementara itu, kredit properti tumbuh moderat.
Dengan demikian, dia memperkirakan pertumbuhan kredit konsumsi mencapai 12% tahun ini.
Kendati demikian, dia mencatat pertumbuhan modal kerja tumbuh lebih tinggi, yakni 13,5%. Adapun, kredit investasi diperkirakan mencapai 10,5%.
Menurutnya, proyek infrastruktur dari pemerintah ataupun BUMN memang masih cukup marak menjelang akhir tahun ini.
"Mereka kan butuh kredit investasi dan modal kerja jadi ini sangat baik," kata David.
Di sisi lain, dia melihat sektor swasta tampak mulai mengerem kredit. Pasalnya, swasta di beberapa sektor melihat adanya penurunan permintaan sehingga kebutuhan kredit modal kerja tidak sebesar sebelumnya.
Walaupun pada September lalu kredit tumbuh lebih tinggi, Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kredit baru cenderung melambat pada kuartal III/2018.
Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan III 2018 yang turun menjadi 21,2%, dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 90,3%.
Perlambatan pertumbuhan kredit baru tersebut bersumber dari semua jenis penggunaan kredit, baik modal kerja, investasi, maupun konsumsi.
Lebih lanjut, hasil survei ini mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2018.
Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan mencapai 11,5%, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2017 sebesar 8,2%.
Optimisme tersebut didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi yang membaik pada 2018, dan risiko penyaluran kredit yang menurun.