Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) akan mengurangi produksi harian telur sampai dengan akhir tahun.
Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN), Musbar Mesdi mengatakan asosiasinya saat harga bagus dapat memproduksi telur 7.600 ton per hari. Tapi karena harga jual masih berada dibawah ketetapan pemerintah, PLN memutuskan untuk menurunkan produksi sampai dengan 6.000 ton per hari pada akhir Oktober hingga akhir tahun.
Menurutnya, hal ini sudah dia konsultasikan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Satgas Pangan. Misbar mengatakan kedua pihak tersebut sudah memahami kondisi lapangan bahwa peternak memang tidak sanggup menanggung beban produksi. Ditambah fakta harga acuan pembelian Rp18.000 per kg tidak bisa ditegakkan.
Pemerintah, lanjutnya, berdasarkan UU no.18 tahun 2012 tentang pangan, harus bisa menjaga pasokan bahan pangan penting seperti padi, jagung, telur dan ayam. Jadi daripada mengekspor jagung sebagai komponen utama pakan ternak lebih baik melihat kepentingan nasional untuk menjaga stabilisasi.
Dia juga memprediksikan jagung sampai dengan akhir tahun harganya bisa menanjak naik karena sampai dengan saat ini belum ada penanaman lagi akibat musim kering yang berkepanjangan. "Kalau kondisi normal kita sudah tanam September dan Februari panen raya. Sekarang belum ada tanam jadi mau apa?" Katanya.