Bisnis.com, PADANG—Pemerintah menargetkan ekspor manggis ke China tahun ini mencapai 60.000 ton dari 10 perusahaan setelah selama empat sebelumnya keran ekspor komoditas manggis ke negara tirai bambu itu ditutup.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan dengan dibukanya kembali kerjasama ekspor komoditas manggis itu, akan berdampak terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
“Ini [ekspor manggis] pertama kali dari Sumbar, sehingga perlu dicontoh daerah lain. Targetnya kita ekspor 60.000 ton ke China tahun ini,” katanya, Rabu (3/10/2018).
Amran mengharapkan ekspor komoditas manggis Indonesia tidak hanya menuju China tetapi juga ke sejumlah negara lainnya.
Dia mengatakan target ekspor manggis sebanyak 60.000 ton tahun ini, naik signifikan hingga 553% dari tahun sebelumnya hanya mengekspor sebanyak 9.167 ton.
Angka ekspor itu, hanya 38% dari total produksi manggis nasional yang diperkirakan mencapai 166.725 ton tahun ini.
“Khusus untuk Sumbar, ekspor manggis kontrak perdana dengan China sebanyak 10.000 ton,” ujarnya.
Dia mengatakan Sumbar merupakan penghasil manggis terbesar nomor dua di Tanah Air. Tahun lalu, produksinya mencapai 34.422 ton atau mencapai 21% dari produksi nasional sebanyak 161.751 ton.
Produksi daerah itu hanya kalah dari Jawa Barat yang mencapai 42.122 ton atau mencapai 26% dari total produksi nasional.
Amran menuturkan komoditas manggis Indonesia dihasilkan di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Bahkan untuk wilayah Sumatra produksinya mencapai 40% dari total produksi nasional atau mencapai 65.372 ton tahun lalu.
Adapun, 10 eksportir yang ditunjuk pemerintah itu antara lain PT Bumi Alam Sejahtera di Limapuluh Kota (Sumbar), PT Alamanda Sejati Utama di Bandung, dan PT Agung Mustika Selaras di Jakarta.
Kemudian, PT Buah Angkasa di Tangerang, PT Nusantara Segar Global di Tasikmalaya, PT Radja Manggis Sejati di Tabanan, PT Mahkota Manggis Sehat di Bogor, PT Langit Biru Sukses di Bekasi, dan PT Bintang Kiat Kemuliaan di Purwakarta.
