Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan dapat menurunkan impor bahan baku atau ingredien di industri makanan dan minuman (mamin) hingga 10% dalam beberapa tahun ke depan.
Enny Ratnaningtyas, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian, menuturkan saat ini 70% ingredient di industri makanan dan minuman harus dipenuhi melalui impor.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong investor memanfaatkan beragam insentif yang disediakan pemerintah agar produsen ingredien mau masuk dan membangun pabrik di Indonesia.
“Sekarang semakin banyak bermunculan industri ingredients nasional. Dalam pameran sebelumnya, sekitar 40 peserta. Sekarang, melonjak menjadi 90 perusahaan,” kata Enny di sela pembukaan Food Ingredients Asia 2018, Rabu (3/10).
Dia menuturkan, Indonesia memiliki potensi sebagai sumber bahan baku industri makanan dan minuman. Beberapa ingredien alami yang dapat digunakan industri yakni kunyit sebagai pewarna makanan, minyak cengkeh untuk minuman berkarbonasi, atau coklat dari minyak sawit.
Pihaknya akan terus mendorong agar para akademisi, peneliti, serta industri dapat mengembangkan potensi yang tersedia di alam Indonesia serta mengundang para investor untuk dapat berinvestasi.
“Kebutuhan akan produk ingredien makanan yang merupakan elemen penting dalam industri makanan dan minuman masih sangat tinggi,” katanya.
Enny mengatakan, seiring dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman, industri bahan baku pendukung juga akan tumbuh beriringan.
Selain penguat rasa, industri ini juga memiliki potensi pengembangan dalam menambah umur simpan, memperkaya cita rasa, serta menjaga kestabilan mutu produk yang dihasilkan.