Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyebut risiko global masih akan memengaruhi neraca perdagangan pada tahun depan.
Walau demikian, pemerintah masih sangat cukup optimis dengan berbagai macam kebijakan yang telah ditempuh, neraca perdagangan yang selama tahun ini dominan defisit, bisa pulih.
"Ekspor kita tumbuh cukup baik, tetapi impor pertumbuhannya memang lebih besar dibandingkan dengan ekspor," kata Suahasil di Badan Anggaran DPR, Selasa (18/9/2018).
Sebagai konsekuensi dari kondisi tersebut, lanjut Suahasil, pemerintah memperoyeksikan bahwa pertumbuhan impor pada tahun ini kemungkinan akan berada di kisaran 11,5%.
Namun demikian, dengan berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah terkait pengendalian impor, tahun depan pertumbuhan impor bisa ditekan di kisaran 7,1%.
"Kalau dilihat meningkatnya impor, meski semester 1/2018 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17%, tetapi tekanan di neraca pembayaran mulai terasa," jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 mengalami defisit US$1,02 miliar.
Defisit ini lebih rendah jika dibandingkan defisit US$2,03 miliar pada Juli 2018.
Nilai defisit ini disebabkan oleh dari posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$15,82 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$16,84 miliar