Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan bahwa pertemuan Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) 2018 akan menjadi ajang unjuk gigi kekuatan ekonomi Asia, termasuk Indonesia, kepada dunia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang VI Dody Budi Waluyo bahwa forum ini adalah forum showcase memperlihatkan ekonomi Asia. Apalagi Annual Meeting ini dilaksanakan saat tekanan pasar keuangan tinggi dan pada situasi bersamaan 20 tahun negara-negara Asia lepas dari krisis.
"Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa negara tersebut telah menjadi negara yang strong (kuat), reform (reformasi), dan resilient (ketahanan)," ujarnya dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Menakar Manfaat AM IMF-WB 2018”, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (17/9).
Lebih lanjut Dody menjelaskan bahwa kondisi ketidakpastian ekonomi dunia saat ini terjadi beberapa hal, salah satunya adalah terjadi kebijakan-kebijakan normalisasi di negara maju yang relarif ke arah suku bunga di mana itu berdampak ke negara lain, khususnya emerging country seperti Indonesia.
"Kedua, adanya ketidakpastian karena isu perdagangan dan itu mengena langsung ke pasar dunia. Ketiga, adanya kebijakan perdagangan negara besar yang juga mengena ke pasar keuangan global. Akhirnya, currency (mata uang) di dunia mengalami tekanan," tambahnya.
Namun demikian, di saat terjadinya situasi tersebut, Dody menuturkan bahwa saat ini terjadi kerja sama di semua negara untuk mengatasi masalah global itu baik kerja sama di regional maupun antar-regional dan negara maju. "Alhamdulillah posisi Indonesia masih aman," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Dody juga mengungkapkan Indonesia pada AM IMF-WB 2018 akan mengangkat isu ekonomi syariah. "Bagaimana kita melihat satu isu yang terkait memperkuat sisi ekonomi kita melalui ekonomi syariah. Itu salah satu topik yang akan kita angkat. Bentuknya adalah pendanaan wakaf, zakat, dan lain sebagainya," ujarnya.