Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendati Tumbuh Melambat, Industri Kemasan Masih Seksi di Mata Investor Asing

Walaupun pertumbuhan industri kemasan melambat, beberapa investor asing masih berminat masuk ke industri dalam negeri.
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman
Pekerja menyusun aneka jenis minuman kaleng di salah satu grosir penjual makanan dan minuman kemasan di Pekanbaru, Riau, Senin (12/6)./Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, JAKARTA--Walaupun pertumbuhan industri kemasan melambat, beberapa investor asing masih berminat masuk ke industri dalam negeri.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan masyarakat ekonomi menengah yang terus tumbuh mendorong pertumbuhan consumer goods yang harus didukung oleh industri kemasan. Hal ini menjadi potensi yang menarik bagi para investor.

Pertumbuhan industri kemasan hingga akhir tahun ini diproyeksikan berada di kisaran 5%--6% dengan nilai pasar sekitar Rp90 triliun.

Ketua Federasi Pengemasan Indonesia, Henky Wibawa mengatakan selama 3 tahun terakhir, pertumbuhan industri packaging melambat dari 10% menjadi single digit. Salah satu faktor yang menyebabkan perlambatan ini adalah perubahan gaya hidup yang menyebabkan tuntutan permintaan kemasan juga berubah.

"Market sekarang didominasi kalangan muda yang lebih aware terhadap produk sehat dan ramah lingkungan, juga produk siap saji. Tetapi, tidak semua perusahaan kemasan siap dengan teknologinya," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/9/2018).

Menurutnya, dengan perubahan gaya hidup masyarakat tersebut, industri kemasan harus mulai memikirkan inovasi supaya produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan. Selain itu, kecenderungan kaum milenial yang berbelanja ketika membutuhkan juga disebutkan sebagai salah satu penyebab perlambatan industri kemasan.

"Karena belum siap teknologinya, sekarang diisi dengan kemasan yang tidak tepat dan terkadang kemasan tidak layak," kata Henky.

Sebelumnya, PT SCG Indonesia berencana melakukan aksi merger and acquisition perusahaan kemasan (packaging) untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Vikorn Phongsathorn, Business Support Director SCG Indonesia, mengatakan ekspansi di bisnis kemasan menjadi prioritas perusahaan tahun ini. SCG Indonesia melihat adanya peluang besar di bisnis kemasan yang didorong oleh jumlah penduduk Tanah Air dan pertumbuhan ekonomi nasional yang disokong oleh konsumsi domestik.

“Saat ini, produksi SCG Group di bisnis kemasan didominasi oleh corrugated container, kami telah sukses di bisnis ini dalam 3 tahun terakhir di kawasan Asean. Oleh karena itu, kami juga ingin menguatkan bisnis packaging di Indonesia melalui merger & acquisition,” katanya.

Terkait dengan jumlah perusahaan atau nama perusahaan yang dibidik, Vikorn belum bisa menyebutkan, begitu juga dengan nilai investasi yang masih dihitung.

SCG Group memulai investasi di Indonesia sejak 1996 dan saat ini terdapat 25 perusahaan yang berada di bawah naungan SCG. Bisnis SCG Indonesia terfokus pada 3 sektor, yaitu cement-building materials, packaging, dan chemicals.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper