Bisnis.com, JAKARTA - Provinsi Bali direncanakan menjadi hub kargo internasional seiring tingginya frekuensi penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Ide menjadikan Bali sebagai hub kargo internasional atau air transhipment cargo berasal dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. "Betul (jadi tempat singgah kargo udara)," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi ketika dikonfirmasi Bisnis, Kamis (6/9/2018).
Heru mengatakan potensi tersebut dilihat dari frekuensi penerbangan yang cukup tinggi di bandara itu dengan rata-rata sekitar 100 lebih internasional flight per hari.
Baca Juga
Di samping itu, menurutnya, kebanyakan pesawat-pesawat tersebut mengangkut para penumpang sehingga kargonya relatif sedikit.
Oleh karena itu, pihaknya ingin mengambil peluang untuk memanfaatkan lambung pesawat.
"Sehingga dengan jumlah atau frekuensi yang tinggi ini dari internasional fright-nya akan dijadikan Bali itu sebagai hub transit untuk air cargo," ujarnya.
Kendati demikian, dia belum menjelaskan lebih jauh tentang rencananya ini, yang pasti dia sudah memiliki skema yang pas guna merealisasikan rencana tersebut.