Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) memprediksi produksi garam rakyat tahun ini akan mencapai 2,25 juta ton atau meleset tipis dari revisi prediksi produksi yang dibuat.
Seperti diketahui, awalnya APGRI memprediksi produksi garam tahun ini hanya akan mencapai 1,5 juta ton. Prediksi ini kemudian direvisi menjadi 2,5 juta ton melihat perkembangan keadaan cuaca dan panen yang telah dimulai sejak Juni 2018.
Hingga akhir Agustus, APGRI mencatat produksi garam rakyat per Agustus mencapai sekitar 750.000 ton sementara produksi September diperkirakan juga akan mencapai angka yang sama yakni sekitar 750.000 ton. Adapun sisanya akan dipanen sepanjang Oktober.
“Mungkin sekitar 2,25 juta ton lah ya [produksinya], karena garam itu kan produktivitasnya naik [saat] semakin ke belakang. Jadi, Juli [panen] sedikit, Agustus [panen] tambah banyak, bulan 9 sudah maksimal sekali. Makanya, September itu bisa seperti produksi 2 bulan kemarin,” jelas Ketua APGRI Jakfar Sodikin ketika dihubungi Bisnis, Senin (3/9/2018) malam.
Jakfar menilai, produksi hingga 2,5 juta ton masih mungkin tercapai apabila musim panen bisa berlangsung hingga melewati Oktober. Revisi produksi garam rakyat dari 2,5 juta ton menjadi 2,25 juta ton dilakukan mengingat turunnya hujan di beberapa lokasi penghasil garam seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, danJawa Timur (Lamongan).
Kendati diyakini tidak akan berpengatuh besar pada produksi, turunnya hujan ini menyebabkan tertundanya proses panen setidaknya selama seminggu di lokasi-lokasi tersebut.
“[Hujan] kemarin sama tadi malam itu yang Lamongan sama Jawa Tengah, terus Jawa Barat tadi malam. Itu berpengaruh, tidak begitu merusak tapi mundur sekitar 1 minggu. 1 minggu saja off,” jelasnya.
Meskipun terdapat hujan, Jawa Timur disebut masih akan menjadi penyumbang produksi garam rakyat terbesar tahun ini yakni sekitar hampir 50% dari total panen.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat produksi garam on farm nasional mengalami peningkatan sebesar 162,76% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Tata Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi menyebutkan produksi garam on farm hingga 31 Agustus 2018 telah mencapai 572.808 ton yang terdiri atas 431.155 ton garam rakyat dan 141.653 ton produksi PT Garam.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan produksi sebesar 162,76% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"[Musim] keringnya lebih panjang dan program pugar [pemberdayaan usaha garam rakyat] juga berpengaruh, [termasuk] untuk penggunaan geomembran,” sebut Brahmantya ketika ditanya terkait penyebab tingginya peningkatan produksi tersebut, Selasa (4/9).
Adapun terkait produksi garam rakyat pada 2018, Brahmantya menyebutkan pihaknya masih belum mengubah prediksi awal yakni sebesar 1,5 juta ton.