Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Gadu Diyakini Dapat Kerek NTP September 2018

Kementerian Pertanian optimistis nilai tukar petani pada bulan September akan lebih baik dibandingkan dengan Agustus.
Petani menjemur gabah di tempat pengeringan gabah, di Karanganyar, Jawa Tengah./ANTARA-Mohammad Ayudha
Petani menjemur gabah di tempat pengeringan gabah, di Karanganyar, Jawa Tengah./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian optimistis nilai tukar petani pada bulan September akan lebih baik dibandingkan dengan Agustus.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengatakan ada kemungkinan tingkat NTP pada bulan September akan lebih baik. Alasan utamanya adalah September dianggap sebagai puncak dari panen gadu pada tahun ini.

Seperti diketahui, panen gadu selalu memberikan harga yang lebih baik dibandingkan panen periode awal tahun karena kualitas padi jauh lebih baik. Namun, Sumardjo tidak bisa memprediksi seberapa besar peningkatan pada puncak musim panen.

Menurutnya peningkatan NTP pada Agustus disebabkan oleh kualitas dan permintaan pasar yang naik. “Panenan bagus, mutunya dan harganya juga,” kata dia kepada Bisnis, Selasa (4/9/2018). Selain itu, banyaknya komoditas pangan yang diekspor juga ikut mendorong peningkatan kesejahteraan petani.

Pada Agustus, NTP subsektor Tanaman Pangan naik 1,28% atau menjadi 101,59 meningkat dibandingkan dengan Juli yakni 100,30. Secara umum NTP pada 2018 pun jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017. Badan Pusat Statistik mencatat pada Agustus tahun lalu NTP sebesar 101,60 sedangkan Agustus tahun ini adalah 102,56.

Meski begitu, terdapat kekhawatiran dari kalangan petani terutama subsektor tanaman pangan NTP yang akan mereka terima pada bulan-bulan mendatang akan menurun. Salah satu penyebabnya adalah digelontorkannya beras impor ke pasar.

Perihal ini Sumardjo enggan membahas karena menurutnya itu bukanlah tupoksinya.  “No comment. Saya Direktur Jenderal Produksi Tanaman Pangan, bukan Direktur Jenderal Impor,”jawabnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper