Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus berusaha meningkatkan kinerja perusahaannya dalam berbagai aspek untuk tumbuh menjadi The Leading Electricity Company in Asia, salah satunya dengan melakukan benchmarking ke produsen listrik tenaga nuklir terbesar di Russia, ROSATOM (5/9).
Kunjungan ke Moskow, Rusia ini dalam rangka mempelajari lebih lanjut dan memahami potensi pemanfaatan energi nuklir dalam bisnis ketenagalistrikan. Selain itu, PLN juga berupaya untuk menjadikan Rosatom sebagai acuan perusahaan besar yang fokus terhadap pemanfaatan energi baru terbarukan khususnya nuklir sebagai energi pembangkit listriknya.
Dalam kunjungan ke ROSATOM, PLN mengajak tujuh rektor dan perwakilan perguruan tinggi ternama di Indonesia dan juga beberapa pakar serta pengamat energi dari Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sinergi dan visi yang sama antara PLN, akademisi dan juga pakar serta pengamat, dalam perkembangan energi dan pemanfaatannya dalam bisnis ketenagalistrikan.
Ketujuh universitas tersebut diantaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November dan Universitas Udayana.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko R. Abumanan di sela-sela kunjungan mengatakan bahwa PLN merupakan perusahaan yang akan terus tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek, untuk itu PLN melakukan benchmarking ke Rosatom sebagai Produsen Listrik Tenaga Nuklir terbesar di Rusia.
“PLN terus tumbuh, dengan semangat Energy of Asia, PLN bergerak menuju The Leading Electricity Company in Asia. Kita mencoba benchmarking ke Rosatom sebagai perusahaan yang banyak memanfaatkan energi baru terbarukan termasuk nuklir untuk pembangkit listrik, kita terapkan poin-poin penting yang mereka miliki, untuk diimplementasikan di PLN.”
Lebih lanjut Djoko menambahkan bahwa proses benchmarking yang dilakukan ini tidak terbatas hanya pada sisi teknologi nya, namun juga pada penanganan keamanan dari penggunaan Nuklir itu sendiri.
“Beberapa wilayah di Indonesia, memiliki intensitas gempa yang banyak karena Indonesia merupakan area dari Ring of Fire, oleh karena itu kami tertarik kepada teknologi dan pengamanan dari penggunaan Nuklir yang dilakukan oleh Rosatom.” Lanjut Djoko.
President of Rosatom Overseas Evgeny Pakermanov menjelaskan bahwa Indonesia selalu menjadi partner strategis dalam berbagai bidang bisnis, dan siap membantu PLN dalam bisnis kelistrikan di Indonesia.
“Kami sangat senang mendapatkan kunjungan dari PLN, Indonesia selalu menjadi partner strategis bagi Rosatom. Sebagai Negara yang pasarnya sangat cepat berkembang, kebutuhan kelistrikan di Indonesia sepertinya bertumbuh cepat, dan kami siap mendukung PLN dalam hal tersebut jika kami dibutuhkan.” Kata Pakermanov.
Pakermanov juga menjelaskan bagaimana Rosatom tengah mengembangkan Floating Nuclear Power Plant (FNPP) pertama di dunia, yang mungkin akan sesuai bagi kebutuhan di Indonesia yang memiliki banyak pulau dan berintensitas gempa yang cukup tinggi.
“Saat ini kami sedang mengembangkan teknologi FNPP yang akan beroperasi di 2019. Kami rasa teknologi ini akan sangat membantu jika diaplikasikan di Indonesia yang memiliki banyak pulau dan berintensitas gempa yang tinggi, teknologi ini menjadi salah satu mitigasi dalam pengamanan penggunaan energi Nuklir bagi pembangkit listrik. Kami siap untuk bekerjasama lebih detail dengan PLN perihal teknologi ini.” Kata Pakermanov.
Rosatom memadukan energi Nuklir dengan aset aset energi ketenagalistrikan, termasuk Nuclear Power Plant (NPP) untuk desain dan konstruksinya. Rosatom sendiri merupakan perusahaan pembangkit listrik terbesar di Rusia, memproduksi 202.868 juta kwh di 2017 atau 18,9% total produksi listrik di Rusia. PLN sebagai satu-satunya perusahaan listrik di Indonesia tentu perlu terus berkembang tumbuh, termasuk sektor teknologinya.