Bisnis.com, JAKARTA – Untuk membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hancur akibat gempa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberangkatkan 400 insinyur muda sebagvai tenaga pendamping masyarakat dalam membangun rumah yang memenuhi kaidah rumah tahan gempa.
Pembangunan kembali rumah yang rusak sangat penting dalam membantu percepatan pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di NTB.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan resminya pada Sabtu (1/9/2018) mengatakan peran tenaga pendamping ini menjadi bagian penting tindak lanjut dari Instruksi Presiden No. 5/2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca-Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram, dan wilayah terdampak di NTB.
Pengiriman 400 insinyur muda calon pegawai negeri sipil (CPNS) PUPR dilakukan secara bertahap. Pada Kamis (30/8/2018) diberangkatkan 178 orang (rilis sebelumnya tertulis 190 orang) dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung, dan pada Jumat (31/8/2018) diberangkatkan lagi 222 orang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah akan dikerjakan serentak secara gotong royong atau swakelola sehingga ditargetkan bisa selesai dalam 6 bulan.
Jumlah rumah rusak yang sudah teridentifikasi sebanyak 125.741 unit dan 32.717 unit rumah sudah diverifikasi.
Dengan jumlah sebanyak itu, kebutuhan tenaga pendamping masyarakat diperkirakan sekitar 2.000-an orang. Oleh karena itu, selain dari Kementerian PUPR, tenaga pendamping juga berasal dari mahasiswa dan masyarakat.
Kedatangan insinyur muda PUPR akan menambah jumlah tenaga pendamping yang sudah ada yakni sebanyak 110 relawan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, dan Universitas Mataram, tim Balitbang PUPR, dan fasilitator relawan dari unsur masyarakat.
Jumlah ini masih bakal bertambah dengan akan datangnya relawan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta pada September dan Oktober 2018.
Para CPNS PUPR bersama TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mahasiswa dan relawan akan menjadi satu tim.
Satu tim terdiri dari sembilan orang yang bertugas mendampingi 100 rumah. Mereka akan disebar di empat wilayah yaitu Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, dan Lombok Tengah.
Sebelum diterjunkan ke masyarakat, 400 insinyur muda tersebut akan mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan dan perakitan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dan Rumah Instan Kayu (Rika) yang merupakan inovasi rumah tahan gempa Balitbang Kementerian PUPR.