Bisnis.com, JAKARTA – Upaya pemerintah dan bank sentral diyakini dapat menjaga defisit transaksi berjalan di kisaran 2,5% dan menurun ke 2% tahun 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan proyeksi tersebut sejalan dengan upaya penerapan B20, pembatasan impor dan promosi pariwisata serta penundaan proyek infrastruktur yang konten impornya tinggi.
"Tahun depan, kami perkirakan current acccount deficit (defisit transaksi berjalan) akan berada di kisaran 2%. Tidak hanya dari upaya menekan impor, tapi karena ada tambahan dari upaya mengenjot ekspor," ujar Perry, Jumat (31/8/2018).
Dari upaya menekan impor migas melalui penerapan B20, penghematan bisa mencapai US$10 miliar. Sementara itu, upaya mengenjot ekspor akan mampu menghasilkan setidaknya US$4 miliar-US$5 miliar.
Dengan demikian, penghematan tahun depan akan cukup besar, termasuk tambahan dari devisa pariwisata.
Dalam kesempatan ini, Perry menampik upaya pemerintah dan bank sentral untuk menekan defisit transaksi berjalan sebagai upaya yang hasilnya baru terlihat jangka panjang.
"Siapa yang bilang jangka panjang. Ini jangka pendek juga," tegas Perry.
Menurut dia, semua upaya yang dilakukan pemerintah dan BI akan cepat dapat dirasakan hasilnya.