Bisnis.com, JAKARTA - PT Intiland Development Tbk membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun pada semester I/ 2018, naik 34,9% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan lonjakan pendapatan terutama berasal dari meningkatnya pengakuan pendapatan dari segmen pengembangan kawasan perumahan dan penjualan lahan non-core.
"Lonjakan pendapatan di segmen ini, terutama berasal sumber dari pengakuan penjualan unit-unit rumah di kawasan perumahan Graha Natura Surabaya," ujar Archied dikutip dari siaran pers, Rabu (15/8/2018).
Pengembangan kawasan perumahan berhasil menjadi kontributor pendapatan usaha terbesar yang nilainya mencapai Rp1,1 triliun atau 61,3 persen dari keseluruhan. Perolehan ini melonjak diatas 400% dibandingkan denganh hasil pencapaian semester I tahun 2017 yang mencapai Rp220 miliar.
Kemudian disusul dengan pendapatan dari segmen pengembangan mixed use & high rise yang menyumbang Rp422,2 miliar atau 23,4 persen dari total keseluruhan dan segmen properti investasi recurring income memberikan kontribusi sebesar Rp276,1 miliar atau 15,3 persen dari total keseluruhan.
Sementara itu, segmen pengembangan kawasan industri belum memberikan kontribusi pendapatan usaha dari penjualan lahan industri berbeda dengan periode yang sama tahun lalu yang berhasil memasarkan lahan industri Ngoro Industrial Park senilai Rp551,1 miliar.
Baca Juga
“Sebenarnya ada penjualan marketing lahan industri Ngoro Industrial Park senilai Rp45 miliar, tetapi belum kami bukukan dalam pendapatan usaha di semester I tahun ini,” lanjut dia.
Kendati pendapatan mengalami kenaikan yang positif, PT Intiland Development Tbk dengan kode saham (DILD) menilai kinerja profitabilitas perseroan mengalami sedikit tekanan. Intiland mencatat membukukan laba kotor sebesar Rp520 miliar yang turun 10,7% dan laba usaha senilai Rp173 miliar turun 38,5% dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama.
Walaupun demikian, Archied mengatakan tetap optimistis dapat mempertahankan kinerja pertumbuhan hingga akhir tahun dengan beberapa proyek yang akan selesai hingga akhir tahun, antara lain Praxis Surabaya, Serenia Hills Jakarta, Talaga Bestari dan Magnolia Residence di Tangerang, dan Graha Natura di Surabaya.
“Tantangan di industri properti masih cukup berat. Meskipun pemerintah telah menerbitkan sejumlah stimulus pertumbuhan sektoral, namun pasar dan konsumen masih cenderung mengambil sikap wait and see mengantisipasi perkembangan dan dampak pesta demokrasi yang akan dilaksanakan hingga tahun depan. Kami tetap optimis akan ada perbaikan kondisi pasar properti di semester kedua tahun ini, meskipun tingkat pertumbuhannya mungkin tidak terlalu tinggi,” papar Archied.