Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai krisis di Turki tak akan berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.
Hal itu, dikarenakan hubungan perdagangan atau ekspor dan impor Indonesia dengan Turki tidak terlalu signifikan.
“Ya kan perdagangan kita tidak banyak [dengan Turki], [nilainya sekitar] US$1 miliar-US$2 miliar dengan Indonesia. Dia [Turki] hubungannya dengan Eropa dengan negara-negara sekitarnya,” kata Jusuf Kalla atau JK di Kantor Wakil Presiden RI, Selasa (14/8).
Dia pun mengatakan tidak perlu khawatir akan masalah tersebut. Kondisi ekonomi Indonesia tidak sama dengan Turki.
“Dia [Turki] inflasinya 15,9%, kita 3,5% jauh kan. Justru pertumbuhannya dia lebih tinggi dari kita, tapi karena pertumbuhan lebih tinggi dari kita tapi inflasinya tinggi, uang itu menjadi lemah jadinya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI Sofjan Wanandi mengatakan terkait masalah tersebut JK sudah membahas langkah solutif dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Namun, dia tidak menjabarkan langkah-langkah tersebut karena harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo sebelum diambil tindakan konkret oleh pemerintah.
Adapun terkait nilai tukar rupiah yang terus anjlok terhadap dolar Amerika Serikat, Sofjan mengatakan hal tersebut sifatnya sementara.
“Saya pikir temporary. Selama itu stabil, selama itu konsisten saya rasa enggak ada soal. Jangan menggonjang-ganjing gila-gilaan, nah itu kita takut. Kalau yang gini-gini saya pikir ini biasa. Teknikal, nanti turun lagi.” tuturnya.