Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Tinjau Rusus di Papua Barat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan meninjau rumah khusus dan rusun mahasiswa yang telah dibangun di Papua Barat.
Ilustrasi kompleks Rumah Susun./Antara-Rivan Awal Lingga
Ilustrasi kompleks Rumah Susun./Antara-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan meninjau rumah khusus dan rusun mahasiswa yang telah dibangun di Papua Barat.

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan sebanyak 50 unit rumah khusus yang dibangun diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Masyarakat yang menerima Rusus sebagian besar bekerja sebagai pencetak batu bata dan pekerja kayu yang belum memiliki rumah layak huni," ujar Khalawi dikutip dari keterangan resminya, Selasa (14/8/2018).

Rumah khusus dibangun dengan tipe 35 yang telah dilengkapi meubelair dan prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Rusus tersebut telah selesai dibangun pada 2016 dengan total anggaran sebesar Rp9,6 miliar.

Sementara itu, rusun mahasiswa yang dibangun untuk mahasiswa STKIP Muhammadiyah Sorong kini telah dihuni oleh 150 mahasiswa.

Khalawi berpesan agar mahasiswa yang tinggal di rusun tersebut untuk selalu menjaga suasana tertib sehingga bisa belajar dengan baik dan nyaman. Rusun tersebut terdiri atas 3 lantai dengan jumlah unit sebanyak 37 kamar yang telah selesai dibangun pada 2017 dengan anggaran sebesar Rp16 miliar.

Khalawi mengungkapkan Kementerian PUPR terus berupaya meingkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah sejahtera dan layak huni.

"Penyediaan rumah MBR diantaranya dilakukan melalui pembangunan Rusus, Rusun, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) perumahan bersubsidi yang dilakukan hampir di seluruh Provinsi di Indonesia," kata dia.

Dengan program tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target program satu juta rumah dan untuk mengurangi kekurangan pasokan atau backlog perumahan di Indonesia yang mencapai 11,4 juta pada 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper