Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat penerbangan menilai langkah pemerintah merencanakan pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta II sudah tepat. Hal itu diperlukan untuk mencegah kekurangan kapasitas hingga puluhan tahun ke depan.
Alvin Lie, yang juga anggota Ombudsman Indonesia, menilai perlu dilakukan kajian kelaikan untuk merumuskan strategi pemasaran seperti target pasar, positioning, product concept, dan sebagainya. Bandara baru tersebut harus lebih mengandalkan pendapatan dari sisi non-aeronautika.
"Perlu perencanaan yang bisa mengakomodasi proyeksi pertumbuhan penumpang hingga minimal 50 tahun mendatang. Agar tidak terus terkendala masalah lack of capacity, memang perlu dibangun bandara baru," kata Alvin, Senin (13/8/2018).
Dia menambahkan Bandara Soekarno-Hatta kini juga sedang membangun landasan pacu (runway) ketiga agar mampu melayani penerbangan lebih banyak secara efisien dan nyaman.
Saat ini, jika hanya mengandalkan dua runway, kapasitas penerbangan hampir mendekati maksimal dan berisiko mengganggu keselamatan karena pesawat harus antre saat hendak lepas landas maupun mendarat.
Pihaknya juga setuju apabila bandara baru dibangun dengan lokasi yang berdekatan dengan bandara lama. Selain mempermudah soal pengelolaan lalu lintas udara, bisa menambah konektivitas bagi penumpang yang memerlukan penerbangan lanjutan.
Baca Juga
Alvin menyebut bandara adalah komponen dari infrastruktur transportasi multimoda, maka wajib terhubung dan didukung infrastruktur aksesabilitas yang bagus.
"Tanpa itu, bandara tidak atraktif bagi operator penerbangan. Kertajati adalah contoh nyata, usai diresmikan Presiden, langsung sunyi sepi dan tidak ada airline yang minat menerbangi," ujarnya.