Bisnis.com, JAKARTA – Ancaman terbaru Presiden AS Donald Trump untuk produk baja Turki diperkirakan dapat mengubah aliran perdagangan global.
Trump menyebutkan melalui akun Twitter-nya, bahwa dia akan segera menggandakan tarif untuk baja dan aluminium yang dikirimkan dari Turki.
“Lira Turki turun tajam terhadap dolar AS kami yang sangat kuat. Aluminium menjadi 20% dan baja 50%. Hubunga kami dengan Turki sangat tidak baik saat ini,” tulisnya, seperti dikutip, Sabtu (11/8/2018).
Dengan tarif yang tinggi untuk industri utamanya yakni baja, Turki bakal merugi karena kehilangan pelanggan asal AS.
Kendati tarif baru tersebut tidak akan membuat produsen baja asal Turki bangkrut, tapi mereka terpaksa harus mencari pasar baru seperti di sepanjang Afrika Utara atau Timur Tengah atau memindahkan impor lainnya ke Eropa.
“Ini merupakan tantangan berat bagi baja Turki,” kata Colin Hamiltor, Managing Director untuk riset komoditas di BMO Capital Markets, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (11/8).
Dia menjelaskan ekspor Turki terutama adalah barang setengah jadi, yang kini pengirimannya telah semakin mahal karena anjloknya nilai lira.
Turki berkontribusi hingga 62% pengiriman bar yang digunakan untuk memperkuat struktur beton dan bata yang diimpor AS. Selain itu, Turki juga berkontribusi untuk 37% impor pipa untuk dijadikan tiang, yang digunakan untuk menopang pondasi dan konstruksi, serta 14% lempengan gulungan dingin (cold-rolled sheet).
Oleh karena itu, menurut Analis Senior Bloomberg Andrew Cosgrove, tarif dari Trump diperkirakan dapat menguntungkan perusahaan baja AS, seperti Nucor Corp., Commercial Metals Co., dan Steel Dynamics Inc.