Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Turki Bakal Gelar Pertemuan Darurat

Perbankan Turki bakal menggelar pertemuan darurat dengan regulator pada Sabtu (11/8/2018), setelah ada kenaikan permintaan nasabah untuk menarik tabungan berdenominasi dolar AS.
Uang lira Turki./Reuters-Murad Sezer
Uang lira Turki./Reuters-Murad Sezer

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan Turki bakal menggelar pertemuan darurat dengan regulator pada Sabtu (11/8/2018), setelah ada kenaikan permintaan nasabah untuk menarik tabungan berdenominasi dolar AS.

Kondisi itu membuat sistem perbankan Turki terguncang. 

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (11/8/2018),  Agensi Supervisi dan Regulasi Perbankan (BDDK) akan bertemu dengan perbankan sehari setelah lira jatuh hingga 17%. Penurunan tersebut merupakan yang terdalam sejak krisis keuangan pada 2001 dan merugikan sektor perbankan.

Kunjungan Bloomberg  ke cabang dari tiga bank swasta terbesar di Turki pada Jumat (10/8) memperlihatkan semuanya kesulitan untuk merespons permintaan terhadap mata uang asing. 

Pada dua bank di antaranya, nasabah bahkan tidak dapat menerima mata uang asing karena kantor cabang masih menunggu penambahan dari kantor pusat. Sementara itu, satu bank lainnya menyatakan tidak dapat memenuhi permintaan untuk menarik dana sebesar US$5.000.

Seorang bankir anonim mengonfirmasi bahwa kenaikan permintaan valas disebabkan oleh kekhawatiran publik bahwa pemerintah bakal mengambil langkah seperti pengendalian modal untuk mencegah terjadinya krisis. Kendati demikian, sejatinya Pemerintah Turki telah berulang kali menyatakan tidak akan melakukan hal tersebut.

“Beberapa bank terpaksa meminta tunai dari luar negeri untuk memenuhi permintaan nasabah,” kata seorang sumber lain.

Dia menjelaskan perbankan Turki tengah meminta mata uang ke perbankan internasional secara elektronik dan kemudian membayar premi untuk biaya pengiriman uang fisiknya ke Turki.

Secara tradisional, masyarakat Turki menyimpan proporsi besar tabungannya dalam bentuk mata uang asing. Hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari inflasi dan pelemahan mata uang.

Berdasarkan data regulator Turki, setengah dari sistem deposito perbankan adalah dalam bentuk dolar AS atau euro.

Pada Jumat (10/8), regulator meminta agar perbankan mempelajari dampak kejutan suku bunga dan nilai tukar untuk didiskusikan di dalam pertemuan darurat hari ini.

“Selain itu, situasi likuiditas di negara ini [Turki] juga akan dibahas,” kata sumber tadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper