Bisnis.com, JAKARTA-- International Air Transport Association (IATA) melaporkan kenaikan harga avtur dunia pada tahun ini sudah mencapai 39,9% dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan situs resmi IATA pada Selasa (7/8/2018), harga avtur dunia telah mencapai US$89,9 per barel pada 27 Juli 2018. Harga itu naik hingga 39,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/y-o-y).
Persentase kenaikan tertinggi tercatat di kawasan Timur Tengah dan Afrika, yakni sebesar 41,9%. Kendati demikian, harga avtur di sana mencapai US$87,8 per barel atau yang paling rendah di antara kawasan lain.
Adapun, untuk kawasan Asia dan Oseania, harga avtur tercatat sebesar US$88,6 per barel atau naik 41%. Sementara itu, di kawasan Eropa dan Commonwealth of Independent State (CIS) harga mencapai US$90,2 per barel dengan kenaikan 41,3%.
Di Amerika Utara, harga avtur US$90,5 per barel atau naik 38,2%. Kenaikan juga terjadi di Amerika Latin dan Amerika tengah dengan harga US$93,1 per barel dengan pertumbuhan 37,6%.
Dalam laporan tersebut, IATA menjelaskan harga rata-rata avtur pada 2018 adalah US$85,7 per barel. Nominal tersebut telah memberikan dampak terhadap belanja bahan bakar maskapai menjadi sebesar US$44 miliar, di luar biaya handling.
Kenaikan harga avtur tersebut telah membuat sebagian besar maskapai mengeluhkan kenaikan biaya operasional. Imbasnya, maskapai bisa melakukan penyesuaian harga tiket apabila momentum kenaikan harga avtur terus terjadi.