Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 15 belas usaha kecil menengah (UKM) yang hadir dalam pameran Korea Handmade 2018 berhasil mencatat nilai transaksi hingga US$2,22 juta.
Dalam pameran yang digelar di Convention and Exhibition Center, Seoul, Korea Selatan, pada 26-29 Juli 2018 tersebut, para produsen produk tas dari kulit reptil, tas kristal batik, perhiasan dari perak, bros, dekorasi rumah dari kayu, baju, dan kain batik berhasil mencatatkan nilai transaksi US$220.000.
Sementara itu, untuk untuk produk tas kulit dan baju batik, berhasil mencatatkan transaksi potensial sebesar US$2 juta.
"Melalui pameran ini, diharapkan UKM Indonesia dapat memperkenalkan aneka produk kerajinan tangan Indonesia kepada masyarakat Korsel serta mendapatkan pengalaman dan pembelajaran dalam memasuki pasar internasional," ujar Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan, Ni Made Kusuma Dewi, seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (31/7/2018).
Dia melanjutkan para UKM Indonesia yang hadri juga melakukan penjajakan sampel untuk trial order di beberapa produk makanan ringan, perhiasan berupa bros atau mutiara, serta dekorasi rumah dari kayu. Adapun pameran tersebut difasilitasi oleh Atase Perdagangan (Atdag) dan ITPC Busan ini bertujuan mempromosikan berbagai produk kerajinan tangan.
UKM Indonesia yang mengikuti pameran antara lain Bunning Handicraft, Peggy’s Arts and Craft, SVH, Wira Silver Bali, Andika Snack, Tarti Camelia, Fifi Collection, Eka Rivera, Peostcraft, YL Handicraft, Batik Yursi Cirebon, Zarming, Al Warits and Aromatherapy, serta Rolupat Batik.
Selain itu, Kusuma Dewi menjelaskan selama mengikuti pameran UKM Indonesia juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan industri kerajinan tangan dan menampilkan beberapa karya batik serta aksesori tas kulit di ajang peragaan busana.
Menurut data International Trade Center (ITC) 2017, ekspor kerajinan asal Indonesia ke Korsel tercatat US$26,80 juta, terdiri dari kerajinan bahan kulit US$21,70 juta, kerajinan logam berupa artikel perhiasan dan perhiasan imitasi senilai US$3,43 juta, kerajinan bahan kayu berupa patung, hiasan kayu, kotak perhiasan, dan alat makan sejumlah US$1,63 juta, serta lukisan dan barang seni lainnya US$45.000.
"Hal ini membuktikan bahwa di tengah perkembangan teknologi modern, masyarakat Korea Selatan tetap menghargai dan memerlukan produk yang memiliki sentuhan seni budaya atau sejarah. Peluang ini yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku UKM Indonesia," tutur Kusuma Dewi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah diolah oleh Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia dan Korsel pada Januari – Mei 2018 mencapai US$7,55 juta, naik 10,54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang US$6,83 juta.