Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia Indonesia mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 4% selama kuartal II/2018 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/y-o-y) akibat permintaan pasar yang melemah.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh Bisnis pada Senin (30/7/2018), secara umum kuartal tersebut merupakan periode low season dengan permintaan pasar untuk perjalanan udara yang cukup rendah. Jumlah penumpang pada kuartal II/2017 mencapai 1,2 juta orang, sedangkan tahun ini hanya 1,15 juta orang.
AirAsia Indonesia mengaku telah memprediksi dan memanfaatkan situasi tersebut dengan menjadwalkan perawatan pesawat pada periode yang dimaksud guna mengantisipasi peningkatan permintaan pasar pada kuartal berikutnya.
Kinerja AirAsia Indonesia Kuartal II/2018
Jumlah penumpang | 17 | 1.155.444 orang |
Kapasitas | 17 | 1.424.880 orang |
Tingkat keterisian | 17 | 81% |
Jumlah penerbangan | 17 | 7.916 kali |
Rata-rata Jarak yang Ditempuh/pesawat | 17 | 1.331 km |
Sumber: AirAsia Indonesia, 2018
Dendy Kurniawan, Presiden Direktur dan CEO AirAsia Indonesia, mengutarakan fluktuasi nilai tukar rupiah, kondisi ekonomi global, dan penurunan permintaan masyarakat yang berhati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk bepergian menjadi penyebab penurunan tersebut.
"Kinerja semester ini tidak terlalu bagus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Dendy.
Dalam kuartal II/2018, AirAsia Indonesia mencatat tingkat keterisian kursi pesawat (seat load factor/SLD) sebesar 81%. Persentase tersebut juga menurun hingga 4 poin dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, kapasitas kursi penumpang meningkat 1% secara y-o-y, menjadi sebanyak 1,42 juta kursi, seiring dengan penambahan 1 unit pesawat yang menggenapkan total pesawat maskapai menjadi 15 unit.
Kemudian, jumlah penerbangan yang dioperasikan dalam periode tersebut tumbuh 1% dari 7.857 kali pada 2017 menjadi 7.916 kali pada 2018. Kendati demikian, rata-rata jarak yang ditempuh hanya naik tipis dari 1.327 kilometer menjadi 1.331 kilometer.
Sepanjang 6 bulan terakhir, tingkat ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) maskapai juga belum bisa disebut memuaskan. Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, AirAsia Indonesia mencatatkan angka 80%, sedangkan AirAsia Indonesia Ekstra justru hanya 77%.
Pada tahun ini, maskapai tersebut berencana memperkuat alat produksi dengan mendatangkan tiga unit pesawat berjenis Airbus A320 secara bertahap
Pengadaan pesawat tersebut akan menambah kekuatan armada maskapai menjadi 26 unit Airbus A320. Ketiga pesawat tersebut ditebus menggunakan sistem sewa operasi (operating lease).
Adapun, penambahan armada pesawat akan difokuskan untuk melayani rute-rute domestik di Indonesia. Sementara, secara grup, AirAsia berencana menambah pesawat hingga 525 unit hingga 2028.
AirAsia memerinci jumlah tersebut terdiri dari 352 unit Airbus A320, 100 unit Airbus A321, dan 73 unit Airbus A330. Akan tetapi, hingga 2017 AirAsia Group baru memiliki 203 unit Airbus A320 dan 30 unit Airbus A330.