Bisnis.com, JAKARTA -- Wisata halal alias halal tourism Indonesia menjadi salah satu sektor yang dinilai potensial untuk menjadi penyumbang devisa negara.
Berdasarkan data United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Highlights per 2016, Indonesia berada dalam posisi 5 besar destinasi pariwisata halal dunia dengan penerimaan devisa negara mencapai US$13 miliar dan kontribusi ke PDB sebesar US$57,9 miliar.
Jumlah wisatawan asal Timur Tengah disebut terus meningkat, dengan pertumbuhan 32% pada 2016.
Pemerintah menyatakan pariwisata halal Indonesia masih kalah dari Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Turki. Thailand, yang sekarang masih berada di bawah Indonesia, juga menjadi ancaman.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan Indonesia berpotensi besar untuk terus berkontribusi meningkatkan pendapatan negara melalui pariwisata ramah muslim.
Pada 2020, sektor pariwisata diproyeksi menjadi kontributor terbesar bagi penerimaan devisa negara.
Peningkatan ini merupakan hasil positif dari akselerasi pariwisata halal di beberapa destinasi wisata Indonesia seperti Lombok, Padang, Aceh, Bangka Belitung, Jakarta, dan Maluku Utara.
"Kami mengharapkan Indonesia bisa menjadi yang terdepan di dunia suatu hari dalam industri halal dan pariwisata," tuturnya, Rabu (25/7/2018).
Sementara itu, untuk mendorong pertumbuhan industri halal nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan menyusun peta jalan ekonomi syariah.
Dalam industri halal ini, posisi Indonesia masih menjadi pasar dan mengimpor baju muslim, makanan, serta beberapa produk halal lainnya. Ke depannya, Bambang berharap Indonesia dapat menjadi eksportir dalam rantai pasok halal global.
Ekspor produk halal Indonesia tercatat baru mencapai US$35,4 miliar atau 21% dari total ekspor 2017. Dari persentase tersebut, produk ekspor industri halal masih berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) seperti CPO dan batu bara.
Untuk mendukung peningkatan ekspor, Bambang menyatakan tahun depan pemerintah bakal fokus di pengembangan pasar dan penciptaan produk halal.