Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan memaksimalkan instrumen fiskal untuk menjaga kinerja neraca perdagangan di tengah berkecamuknya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan bahwa setiap kebijakan yang ditempuh pemerintah akan mempertimbangkan berbagai aspek. Namun demikian, soal dosis kebijakannya hal itu sepenuhnya dirumuskan oleh tim tarif.
"Ya kalau itu tim tarif, mereka nanti yang akan merumuskan kebijakannya, kami sebagai operator tinggal melaksanakannya," kata Heru kepada Bisnis, kemarin.
Heru sebelumnya juga mengatakan bahwa meski ada potensi terdampak, efek perseteruan dua negara tujuan ekspor tradisional Indonesia ini tak terlalu berdampak. Pemerintah juga akan menggunakan seluruh instrumen fiskal untuk mengantisipasi imbas perang dagang terhadap neraca perdagangan.
"Bea masuk itu hanya salah satu, tetapi kita bisa menggunakan seluruh instrumen fiskal untuk memperbaiki neraca dagang kita," imbuhnya.
Adapun pemerintah tengah menyiapkan instrumen fiskal untuk merespons perang dagang secara terbuka antara China dengan Amerika Serikat.
Instrumen fiskal disiapkan untuk mencari celah sekaligus mendorong kinerja neraca perdagangan beberapa bulan yang lalu tercatat defisit. Kebijakan ini juga ditempuh sebagai upaya untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah anjloknya nilai tukar rupiah.