Bisnis.com, JAKARTA -- Pembangunan infrastruktur di Indonesia dinilai perlu mendapat sokongan dari tenaga konstruksi yang terampil agar kualitasnya terjamin.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti, mengatakan infrastruktur merupakan sektor yang menjadi parameter daya saing negara. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur harus berkualitas mumpuni.
Indeks Daya Saing Global Indonesia, lanjut Anita meningkat ke posisi 36 pada tahun ini dari posisi 41 pad 2017. Adapun Indeks Daya Saing Infrastruktur Indonesia juga naik delapan peringkat ke posisi 52.
“Tentunya untuk bisa mewujudkan Pembangunan Infrastruktur yang berkualitas kita butuh dukungan dari stakeholders sektor konstruksi," ujarnya dalam peluncuran pameran Konstruksi Indonesia 2018 di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Dia menambahkan, dukungan tersebut bisa berupa pendanaan, tenaga kerja konstruksi bersertifikat, inovasi teknologi, dan peningkatan mutu konstruksi, dan keselamatan kerja konstruksi (K3).
Secara khusus, Anita meminta para pemangku kepentingan untuk disiplin menerapkan prinsip K3 dan patuh pada Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan untuk menghindari kecelakaan kerja.
Baca Juga
Menurut Anita, pembangunan Infrastruktur yang massif memerIukan tenaga kerja konstruksi berkualitas dan kuantitas yang banyak.
Untuk itu, pihaknya mendorong upaya percepatan sertifikasi tenaga konstruksi.
Di sisi lain, inovasi teknologi dalam pembangunan infrastruktur juga dibutuhkan. Untuk itu pameran konstruksi dinilai bisa menjadi sarana konsolidasi para pelaku usaha industri konstruksi untuk menghasilkan inovasi-inovasi terbaru
Pameran Konstruksi Indonesia 2018 akan digelar pada 31 Oktober hingga November 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin menambahkan peluang bisnis konstruksi di Indonesia terbuka lebar sejalan dengan pembangunan infrastruktur.
Untuk itu, pihaknya mendorong pelaku usaha jasa konstruksi swasta nasional untuk terlibat aktif.
Ketua Umum Kamar Dagang & Industri Indonesia, Rosan Roeslani menyatakan sektor swasta sangat siap mendukung program pembangunan infrastruktur.
Dia brrharap, perusahaan swasta lebih banyak mendapat kesempatan bekerja pada proyek-proyek dengan dana APBN sehingga dapat berkembang seperti perusahaan konstruksi milik negara.
“BUMN sudah harus berkonsentrasi pada pekerjaan dengan nilai sangat besar dan beresiko tinggi serta berkiprah di luar negeri, sementara yang swasta biarIah mengerjakan proyek-proyek standard”, ujar Rosan.