Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun harga pangasius Vietnam turun, harga ikan patin lokal menanjak seiring dengan kenaikan permintaan dari industri fillet.
Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) mencatat harga patin segar kini berkisar Rp16.000-Rp18.000 per kg, lebih tinggi dari harga setahun lalu yang sekitar Rp14.000-Rp15.000 per kg.
Sekjen APCI Azam B. Zaidy mengatakan harga patin lokal kini banyak dipengaruhi oleh harga pakan dan keseimbangan penawaran dan permintaan.
"Harga patin Indonesia secara langsung tidak dipengaruhi oleh harga di Vietnam sejak tidak mengimpor dori dari Vietnam," katanya, Minggu (24/6/2018).
Menjelang puncak musim panen, para pelaku usaha di Vietnam memperkirakan harga pangasius turun sebagaimana terjadi pada 2017 yang anjlok dari 29.000 dong per kg atau Rp17.000 per kg (kurs Rp0,6 per 1 dong) menjadi 22.000 dong per kg (Rp13.500 per kg).
Di Indonesia, harga patin saat ini naik karena peningkatan permintaan bahan baku fillet. Berdasarkan data terakhir APCI, produksi fillet domestik 700 ton per bulan atau naik dua kali lipat dari konsumsi domestik pada 2010 yang hanya 300-400 ton per bulan. Sekitar 90% konsumsi 8 tahun lalu itu diisi oleh fillet impor. Namun sejak awal 2017, impor fillet pangasius dilarang.
Kenaikan harga pakan belakangan ini menyusul pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga membuat harga patin ikut naik. Seperti diketahui, sebagian besar bahan baku pakan perikanan budi daya masih harus diimpor. Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), kandungan impor pakan ikan 65%, sedangkan pakan udang 89%.
Beberapa bahan pakan yang harus diimpor a.l. tepung daging-tulang (meat-bone meal), tepung unggas (poultry meat meal), bungkil kedelai (soybean meal), tepung gluten jagung (corn gluten meal), dan minyak ikan (fish oil).
Sejumlah kalangan melihat kenaikan harga pakan pabrikan akan membuat pembudi daya beralih ke pakan mandiri. Namun, Azam mengatakan para pembudi daya yang selama ini memasok hasil panennya untuk pabrik fillet tetap menggunakan pakan pabrikan untuk menjaga kualitas daging.
"Tapi kalau untuk dijual segar, pembudi daya biasa beralih ke pakan mandiri jika harga pakan pabrikan naik," jelasnya.