Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan minuman beralkohol (minol) asal Amerika Serikat mengkhawatirkan risiko pembalasan tarif impor oleh sejumlah negara tujuan ekspor, yang bisa menekan kinerja komoditas tersebut.
Kelompok pebisnis minuman beralkohol pada Kamis mengemukakan, produk tersebut dapat berisiko menghadapi tarif pembalasan, menyusul langkah Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif atas impor baja dan aluminium pada sejumlah mitra dagang AS.
Diperkirakan ada senilai US$759 juta ekspor minuman beralkohol yang bisa menjadi target untuk dikenakan tarif impor balasan dari negara pengimpor.
Tindakan retaliasi yang kemungkinan dikenakan mitra dagang dinilai juga akan merugikan bukan hanya produsen minuman beralkohol tapi juga kalangan petani dan industri yang terkait, kata Distilled Spirits Council dalam suratnya yang ditujukan kepada Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, seperti dikutip Reuters, Jumat (8/6/2018).
Kelompok perdagangan memperkirakan bahwa 65% wiski AS akan terpukul jika Uni Eropa, Kanada, Turki dan China memberlakukan tariff balasan.
"Pengenaan tarif pada produk-produk ini oleh mitra dagang utama kami mengancam dan menghambat kemajuan ekspor yang telah menguntungkan sektor kami dan menciptakan lapangan kerja di seluruh negeri," kata Clarkson Hine, Chief Executive Officer Distilled Spirits Council dalam suratnya seperti dikutip Reuters.
Seperti diketahui, Amerika Serikat telah menetapkan tarif 25% untuk impor baja dan tarif 10% untuk impor aluminium dari Uni Eropa, Kanada, Meksiko dan Cina.
Sebagai aksi pembalasan, Meksiko pada Selasa memberlakukan tarif pada produk-produk Amerika mulai dari baja hingga babi dan bourbon.