Bisnis.com, JAKARTA – Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menjelaskan akses tol menuju New Priok Container Terminal-One (NPCT-1) yang sangat pendek yakni hanya 5 Km dengan tarif Rp10.000 setiap Km membuat pengemudi berpikir dua kali menggunakan jalan tersebut.
Untuk mengatasi ini, Zaldy meminta pihak yang terlibat di NPCT-1 harus bekerja ekstra.
“Semua stakeholder yang terlibat dalam proses ekspor impor perlu buka 24 jam dan tidak libur meski hari libur sampai kemacetan terurai,” katanya kepada Bisnis, Selasa (29/5/2018).
Akibat biaya tol yang terlampau tinggi pengemudi lebih memilih menggunakan jalan arteri sehingga membuat kondisi makin padat. Terlebih pada bulan Ramadhan ini terjadi peningkatan pengiriman barang 10%-20%.
Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, tercatat 15.791 unit truk yang beroperasi melayani angkuta barang dan peti kemas dari dan ke pelabuhan setiap hari.
Melihat kondisi ini, Aptrindo mengusulkan adanya pemangkasan tarif tol atau tarif satu harga sebagaimana yang ada di ruas tol lainnnya.
Baca Juga
Selain mengusulkan adanya tarif satu harga, mereka juga menolak adanya rencana kebijakan pembatasan angkutan barang di Tanjung Priok.
Pasalnya, adanya pembatasan tersebut membuat pengemudi terpaksa melewati jalur lain sehingga jika ditambah lagi pembatasan jam operasional di jalan arteri, itu akan mempersulit ruang bisnis.
Dampak kemacetan ini membuat pelaku usaha depo kontainer yang beraktivitas di Tanjung Priok, Jakarta harus menanggung biaya operasional mencapai dua kali lipat karena kepadatan menuju akses pelabuhan.