Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT AS-KORUT 12 JUNI BATAL, Ekonom: Pasar Lebih Condong Respons Prospek Ekonomi AS

KTT AS-Korut batal diselenggarakan, menyusul surat yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (24/5/2018) yang mengutarakan kekecewaannya terhadap pemimpin Korut tersebut, berikut komentar ekonom
Trump dan Kim Jong Un./.Reuters
Trump dan Kim Jong Un./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA- KTT AS-Korut batal diselenggarakan, menyusul surat yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (24/5/2018) yang mengutarakan kekecewaannya terhadap pemimpin Korut tersebut.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam mengemukakan tidak terlalu terkejut dengan batalnya KTT AS-Korut, dalam agenda itu Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un pada 12 Juni di Singapura.

“Saya tidak punya ekspektasi yang tinggi,  oleh karena itu tidak terlalu terkejut atas batalnya pertemuan atau KTT AS dan Korut,” kata Pieter kepada Bisnis.com, Jumat (25/5/2018).

Lalu apa dampaknya ke pasar"

Dia meyakini market, termasuk pasar uang global masih lebih dipengaruhi oleh prospek ekonomi AS yg membaik.

Apalagi diperkirakan pada kuartal II/2018, perekonomian AS bisa tumbuh diatas 3%.

“Kalau itu terjadi, artinya tertinggi selama satu dekade terakhir. Gagalnya pertemuan Trump dan Kim Jong Un saya kira tdk akan cukup mengganggu euforia pasar atas membaiknya perekonomian AS,” kata Pieter.

Tapi disisi lain tambahnya, hal itu berarti kabar yang tidak terlalu bagus untuk pasar keuangan domestik negara emerging, termasuk indonesia.

“Tekanan terhadap rupiah masih akan berlangsung akibat berpindahnya portofolio capital yang dikelola manajer investasi global ke Amerika. Jadi saya meyakini dampaknya terhadap pasar uang kita tidak akan signifikan,” kata Pieter.

Seperti diketahui,  Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada Presiden Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (24/5/2018) yang mengutarakan kekecewaannya terhadap pemimpin Korut itu yang akan berdampak pada batalnya rencana pertemuan pemimpin kedua negara tersebut.

Surat tersebut diunggah oleh Trump dalam akun media sosialnya dengan kop surat resmi Gedung Putih, Washington dengan tanggal 24 Mei.

Dalam surat itu, Trump membuka pesan dengan bahasa yang sangat diplomatis dan mengapresiasi upaya Korut selama ini yang mulai ingin membuka dialog, yang disebutnya sebagai permintaan dari pihak Korut sendiri.

Namun, Trump juga menyatakan kekecewaannya atas pernyataan terbaru Kim Jong Un yang melakukan propaganda lagi tentang persenjataan nuklirnya.

"Sungguh menyedihkan. berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan terbuka yang ditampilkan dalam pernyataan terbaru Anda [Kim Jong Un]. Saya merasa itu tidak pantas, pada saat ini untuk mengadakan pertemuan yang direncanakan telah lama. Karena itu. tolong biarkan surat ini berfungsi untuk mewakili bahwa KTT Singapura. demi kebaikan kedua belah pihak. tetapi merugikan dunia. tidak akan terjadi. Anda berbicara tentang kemampuan nuklir Anda. tetapi kami begitu besar dan kuat sehingga saya berdoa kepada Tuhan [senjata pemusnah itu] tidak akan pernah digunakan," demikian nukilan surat Trump.

Akan tetapi, pada ujung surat tersebut Trump masih membuka kesempatan kepada Korea Utara untuk melanjutkan rencana pertemuan kedua kepala negara tersebut yang diagendakan akan berlangsung di Singapura pada 12 Juni mendatang.

"Jika Anda berubah pikiran harus dilakukan dengan pertemuan puncak yang paling penting ini. jangan ragu untuk menelepon saya atau menulis surat. Dunia. dan khususnya Korea Utara. memiliki peluang besar untuk perdamaian abadi serta meraih kemakmuran dan kekayaan yang besar. Kesempatan yang hilang ini adalah sejarah momen sesaat yang menyedihkan," tulis Trump.

Berikut ini salinan lengkap surat tersebut:

THE WHITE HOUSE WASHINGTON

May 24.

His Excellency Kim Jong Un Chairman of the State Affairs Commission of the Democratic People's Republic of Korea Pyongyang

Dear Mr. Chairman:

We greatly appreciate your time. patience. and effort with respect to our recent negotiations and discussions relative to a summit long sought by both parties. which was scheduled to take place on June I2 in Singapore. We were informed that the meeting was requested by North Korea. but that to us is totally irrelevant. l was very much looking forward to being there with you.

Sadly. based on the tremendous anger and open hostility displayed in your most recent statement. I feel it is inappropriate. at this time. to have this long-planned meeting. Therefore. please let this letter serve to represent that the Singapore summit. for the good of both parties. but to the detriment of the world. will not take place. You talk about your nuclear capabilities. but ours are so massive and powerful that I pray to God they will never have to be used.

I felt a wonderful dialogue was building up between you and me. and ultimately. it is only that dialogue that matters. Some day, I look very much forward to meeting you. In the meantime. I want to thank you for the release of the hostages who are now home with their families. That was a beautiful gesture and was very much appreciated.

If you change your mind having to do with this most important summit. please do not hesitate to call me or write. The world. and North Korea in particular. has lost a great opportunity for lasting peace and great prosperity and wealth. This missed opportunity is a trully sad moment in history.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper