Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd (Persero) membidik perolehan laba bersih sebesar Rp70 miliar sepanjang 2018. Jumlah tersebut meningkat 91% dibandingkan dengan raihan laba pada 2017 sebesar Rp36,6 miliar.
Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan target laba diusung tinggi karena kontrak yang diperoleh perseroan juga melonjak. Dia menggambarkan, tahun lalu Djakarta Lloyd mendapat kontrak angkutan batu bara 1,2 juta ton dari PT PLN (Persero). Tahun ini, kontak naik tiga kali lipat menjadi 3,7 ton.
"Kami optimistis bisa meraih target karena di Mei, laba kami sudah mencapai Rp38 miliar," ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu (19/3/2018).
Untuk menggarap kontrak dari PLN, Djakarta Lloyd sudah membeli kapal curah berkapasitas 56.000 DWT. Kapal sudah diserahterimakan di Batam pada April 2018 lalu.
Suyoto mengatakan perseroan juga akan menambah tiga armada lagi dengan sistem sewa atau charter. Armada tersebut disewa sambil perseroan mencari kapal baru lewat proses lelang.
Kondisi keuangan maupun operasional kini sudah pulih, terlebih pada 2017 perseroan juga mencatat kenaikan laba sebesar 23%. Untuk diketahui, perseroan yang sempat mengalami sulit akibat beban keuangan yang menggunung.
Baca Juga
Pada 2015, Djakarta Lloyd telah menyepakati restrukturisasi utang dengan para kreditor lewat penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Perseroan baru akan membayar kewajiban pada 2019.
Di sisi lain, Djakarta Lloyd juga berencana mengganti nama dan logo. Suyoto mengatakan pihaknya tengah menggodok sejumlah calon nama yang akan digunakan untuk mengganti entitas yang digunakan saat ini.
"Logo dan nama akan diganti. Misalnya ya, yang ada dalam pemikiran kami D'Lloyd Shipping. Kami akan ajukan ini ke pemegang saham," ujarnya.
Suyoto menuturkan citra perusahaan dengan nama Djakarta Lloyd di beberapa negara masih dianggap buruk oleh kreditor. Ini tak lepas dari rekam jejak wanprestasi utang perseroan di masa lalu.