Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia Maritime, Logistic & Transportation Watch (IMLOW) menyatakan aspek pengawasan terhadap objek vital kegiatan ekonomi nasional seperti pelabuhan dan bandara mesti diperketat pasca pengeboman di Surabaya, Jawa Timur.
Sekjen IMLOW Achmad Ridwan Tento mengemukakan adanya aksi terorisme yang terjadi dalam kurun waktu 25 jam berturut-turut di Surabaya dikhawatirkan bisa mengganggu perekonomian dan investor yang ingin berinvestasi di Indonesia.
"Pelabuhan dan bandara merupakan salah satu objek vital perputaran kegiatan ekonomi suatu negara. Jangan abaikan aspek keselamatan dan pengawasan, justru harus lebih ditingkatkan lagi untuk memberikan kenyamanan bagi semua pihak," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (15/5/2018).
Di pelabuhan misalnya, ungkap Ridwan, dalam kegiatan pengapalan kargo dan ekspor impor sudah diberlakukan aturan keselamatan kapal dan barang sesuai regulasi International Maritime Organization (IMO) melalui implementasi aturan International Ship and Port Facility Security Code (ISPS).
Dia mengaku sudah banyak menerima telepon dari rekan bisnis di luar negeri pasca aksi terorisme yang terjadi di Surabaya.
“Mereka sangat mengkhawatirkan bila aksi teroris tidak segera dihentikan, untuk sementara akan menghentikan kerja sama dengan pengusaha di Indonesia,” tutur Ridwan.
Dia menegaskan aksi teror dalam bentuk apapun telah mengoyak rasa kemanusiaan dan merupakan sebuah kebiadaban, serta tak dibenarkan dalam sudut pandang agama manapun. Karenanya, IMLOW mendorong pihak berwenang untuk mengusut dan menyelesaikan masalah ini serta mengumumkannya kepada publik.
“Say no to bom whatever the reason [Katakan tidak untuk bom, apapun alasannya]. Mari bergandengan tangan menuju perdamaian Indonesia,” tambah Ridwan.