Bisnis.com, JAKARTA – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan sektor yang tidak boleh dilupakan seiring dengan perkembangan teknologi. Pasalnya, sektor UMKM inilah yang paling dapat digenjot melalui kecanggihan konektivitas.
Mari Elka Pangestu Board of Trustees dari Center for Strategic International Studies (CSIS) menyampaikan bahwa UMKM telah menjadi pembahasan rutin dalam perkembangan berkelanjutan.
“UMKM sangat penting di dalam agenda. Supaya lebih banyak pihak yang mendapat keuntungan dari globalisasi, khususnya perdagangan,” katanya di dalam Konferensi Pers CSIS Global Dialogue ke-1 & PECC General Meeting ke-25 di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Dia menjelaskan, sekitar 90% lebih dari unit usaha yang ada di APEC terdiri dari UMKM. Dan untuk di China misalnya, dia melanjutkan, ada 40% sumbangan yang diberikan UMKM kepada ekspor.
“Sementara untuk Indonesia, kalau tidak salah [UMKM] hanya menyumbang 16% [untuk ekspor] kira-kira,” ujarnya.
Oleh karena itu, UMKM menjadi begitu penting untuk ekonomi di masa depan. Mari menambahkan, bagaimana agar UMKM bisa diikutsertakan di dalam perdagangan dan supply chain, serta memanfaatkan peran teknologi telah menjadi salah satu jawabannya.
“Kita bisa melihat contoh e-commerce, seperti China dengan Alibabanya, dan bagaimana UMKM yang ada di dalam platform e-commerce itu bisa menjual produknya ke seluruh dunia,” imbuhnya,
Adapun mengutip, Ekonom Bank Dunia (World Bank) Vivi Alatas, Mari memaparkan bukan hanya barang yang dapat diekspor, tapi juga sektor jasa.
“Penyediaan outsourcing dari layanan jasa misalnya, orang mendesain website dan logo, dia bisa ada di Magelang tapi jualnya ke seluruh dunia. Jadi itu adalah kesempatan ke depan. Jadi UMKM menjadi sangat penting,” tegasnya.