Bisnis.com, JAKARTA - PT Central Proteina Prima Tbk. (CP Prima) diliputi ketidakpastian menyusul penurunan harga udang di pasar ekspor sejak Januari.
Direktur Pemasaran CP Prima Hendri Laiman mengatakan harga udang ekspor (headless) sejak Januari terus menurun dari US$12 menjadi US$10 per kg sejalan dengan pelemahan harga bahan baku di tingkat petambak.Meskipun demikian, aktivitas ekspor tetap berjalan seperti biasa.
“Soalnya menahan [stok] juga perlu biaya dan kami enggak tahu berapa lama kondisi ini,” kata Hendri saat dihubungi, Selasa (8/5/2018).
Kendati harga jual turun, margin CP Prima dari penjualan ekspor sejauh ini tergerus tidak signifikan, yakni hanya 1%-2%. Pasalnya, harga bahan baku juga terus menurun, selain terkompensasi oleh pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Hendri mengatakan koreksi harga udang secara global terjadi karena pelemahan permintaan AS dan panen yang melimpah di India. Dia tidak menyebutkan volume ekspor udang CP Prima.
Mengutip Undercurrentnews (1/5/2018), stok AS masih tinggi setelah terjadi peningkatan impor 10% tahun lalu. Di sisi lain, penyelundupan seafood China dari Vietnam sejak pengujung tahun lalu semakin membebani perdagangan udang global. Aktivitas pembelian oleh China bahkan dihentikan sejak Januari. Panen di Vietnam dan negara lain di Asia juga sangat baik, membuat harga udang jatuh terlalu dalam.
Harga udang di tingkat petambak dilaporkan terus menurun. Menurut data Shrimp Club Indonesia (SCI), harga vannamei size 100 kini berkisar Rp46.000-Rp49.000 per kg. Padahal sebelum November 2017, harga vannamei sekitar Rp55.000-Rp60.000 per kg.
"Kami sedang telusuri penyebab harga udang turun. Tetapi, jawaban yang tersedia saat ini adalah oversupply udang dari India di pasar dunia," kata Ketua SCI Jawa Barat-Banten Joko Sasongko saat dihubungi (Bisnis.com, 8/5/2018).
Koreksi harga udang sesungguhnya di bawah ekspektasi pelaku usaha. Presiden SCI Iwan Soetanto sempat memperkirakan harga udang tahun ini bertengger di posisi US$6 per kg karena produksi masih tidak dapat mengejar permintaan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
