Bisnis.com, JAKARTA – Kemungkinan Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, Jawa Timur tersambung dengan rel kereta api kini sedang dalam kajian. Namun, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan pelabuhan tersebut.
Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), mengatakan pelabuhan tersebut sejak awal didesain tersambung dengan rel kereta api. Tetapi, koneksinya saat ini sudah dihuni warga.
"Saya pernah ke sana. Permasalahannya, koneksi [rel menuju] ke dalam [pelabuhan] sekarang itu tertutup. Tanjung Tembaga juga tidak ada alat muat sehingga butuh investasi lebih," tuturnya kepada Bisnis, Senin (7/5/2018).
Selain itu tambah Kyat, Pelabuhan Probolinggo terlalu dekat dengan kota sehingga saat besar nanti akan seperti Tanjung Priok, Jakarta yang menyebabkan kemacetan.
Meski demikian, pelabuhan ini juga diakui memiliki beberapa kelebihan. Pelabuhan Probolinggo dinilai lebih bagus dibandingkan Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Tanjung Emas karena memiliki kedalaman mencapai 70 meter, sehingga bisa digunakan untuk kapal besar bersandar.
Sementara itu, dua pelabuhan lainnya harus dilakukan pendalaman secara berkala sehingga membutuhkan biaya lebih.
Lokasi pelabuhan yang dekat dengan stasiun kereta juga menjadi keunggulan lain karena penyambungan rel tidak akan memakan biaya terlalu besar.
PT Pelni (Persero) bersama PT KAI (Persero) dan Pemerintah Daerah (Pemda) akan melakukan Forum Group Discussion (FGD) terlebih dahulu tentang pemanfaatan Pelabuhan Probolinggo untuk melayani Indonesia Timur, yang dimulai bulan ini.
Setelah diskusi rampung, proses selanjutnya adalah mencari mitra dan melakukan uji kelayakan. Setelah itu, rencananya pelabuhan akan dikhususkan untuk melayani pengiriman barang dari Jawa yang dilayani lewat kereta api dan langsung disebar ke Indonesia bagian timur.