Bisnis.com, JAKARTA- Kalangan peneliti menilai sutera Indonesia yang telah memiliki pasar cukup baik di Jepang dan Korea Selatan, diharapkan mampu kembali membangkitkan budi daya ulat sutera dan industri persuteraan di dalam negeri.
Peneliti Institut Pertanian Bogor Clara Kusharto mengharapkan perseuteraan nasional dapat bangkit kembali.
“Sutera Indonesia dilirik negara lain sementara geliat persuteraan alam di Indonesia lamban sekali,” kata Clara kepada Bisnis, Senin (7/5/2018).
Dia mengemukakan Jepang tertarik dengan sutera yang dihasilkan di dalam negeri, Demikian pula dengan kalangan pebisnis dari Korsel.
“Setelah Jepang, sekarang Korea mau coba-coba bermitra B to B (business to business). Saat ini sedang mencari mitra PT, peneliti, dan BUMD,” kata Clara.
Dia mengharapkan ketertarikan pihak asing tersebut bias menggugah kalangan pemerintah dan pengusaha untuk lebih serius lagi membantu peternak dan peneliti untuk menciptakan kebangkitan persuteraan alam.
“Pilot scale, kalau belum sampai ke skala industri, tapi harus fokus hulu-hilir. Pemberdayaan petani atau peternak first, tanaman murbei dan bibit telurnya harus berkualitas agar hasil nya semakin ke hilir berkualitas juga,” kata Clara.
Clara mengemukakan agak peternak dan kalangan pebisnis persuteraan di Tanah Air jangan hanya sampai puas menghasilkan kokon untuk dijadikan benang dan dipintal menjadi kain sebagai bahan untuk usaha fesyen.
Namun agar PT dengan penelitinya menciptakan inovasi baru untuk menghasilkan produk yang mempunyai manfaat dan nilai tambah yg besar untuk dijadikan bahan pangan masa depan.
Sebagai contoh ujarnya, IPB dengan penelitinya pada 2017 telah menghasilkan produk berpaten yaitu tepung pupae- mulberry yang dinamakan tepung PURY no. ID P 0000 49677 .