Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Tolak Kebijakan Uni Eropa untuk Pangkas Subsidi Pertanian

Usulan Uni Eropa (UE) untuk mengurangi subsidi pertanian dan memberikan kelonggaran bagi negara yang berada di bawah naungan kebijakan pertanian bersama (Common Agriculture Policy/CAP) menimbulkan kecaman dari Prancis, yang menyebut gerakan itu sebagai gerakan yang tidak masuk akal.
Seorang pekerja duduk di kebun anggur di Cabernet Sauvignon di dekat Flaibano, Fruili, Italia, Minggu (28/4)./Reuters-David Gray
Seorang pekerja duduk di kebun anggur di Cabernet Sauvignon di dekat Flaibano, Fruili, Italia, Minggu (28/4)./Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA – Usulan Uni Eropa (UE) untuk mengurangi subsidi pertanian dan memberikan kelonggaran bagi negara yang berada di bawah naungan kebijakan pertanian bersama (Common Agriculture Policy/CAP) menimbulkan kecaman dari Prancis, yang menyebut gerakan itu sebagai gerakan yang tidak masuk akal.

Kemunculan proposal CAP merupakan bagian dari bujet UE yang baru dan lebih besar, untuk memicu kompetisi antar negara anggota terkait bagaimana mereka mengisi ruang pendanaan yang hilang setelah Inggris keluar.

Komisi UE mengatakan dalam rangka memangkas biaya dan mempromosikan kebijakan lainnya, bantuan yang diberikan kepada petani akan menyusut menjadi 365 miliar euro pada 2021-2027. Angka ini turun 5% dari anggaran CAP saat ini.

"Keseluruhan pemangkasan anggaran CAP adalah 5% dan saya menganggap hasil tersebut adil bagi para petani," ujar Komisioner UE untuk Pengembangan Pertanian dan Pedesaan Phil Hogan, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (3/5/3018).

Namun, Prancis yang merupakan penerima anggaran CAP terbesar mengatakan proposal tersebut tidak dapat diterima dan menekankan bahwa usulan itu hanya titik awal negosiasi. Menteri Pertanian dan Pangan Prancis menyatakan pemangkasan drastis, masif, dan sama rata sangat tidak masuk akal.

"Pemangkasan itu memberikan risiko bagi kelangsungan hidup para petani dan menimbulkan dampak serius bagi pendapatan mereka. Prancis tidak bisa menerima adanya penurunan penghasilan para petani," tuturnya. 

Dalam proposal tersebut, yang harus disetujui oleh seluruh negara anggota, negara-negara US harus membatasi subsidi untuk pertanian skala besar atau menerapkan pembayaran yang berbeda-beda tergantung skala pertaniannya dan sisanya didistribusikan oleh negara anggota ke pertanian skala kecil serta menengah. Komisi UE mengusulkan batasan 60.000 euro untuk pertanian besar.

"Rata-rata petani di seluruh negara anggota tidak akan mengalami pemangkasan pembayaran langsung jika hal ini dikelola dengan baik," sebut Hogan.

Komisi UE juga ingin menerapkan persyaratan lebih banyak untuk pembayaran langsung ini, dengan sebagian besar dana dikhususkan untuk aksi ramah lingkungan serta pengembangan lingkungan dan pedesaan.

"Sistem ini akan membuat negara anggota lebih leluasa, sehingga mereka dapat mencapai target yang terkait lingkungan dengan lebih baik dan lebih ambisius," tambahnya.

Proposal yang diajukan untuk memberikan kebebasan dan ruang yang lebih luas kepada negara anggota ini telah mendapat kritikan keras dari serikat petani karena dinilai sebagai upaya Komisi UE untuk kembali ke konsep CAP yang lama. 

Para petani di semua sektor pertanian, dari produk susu hingga biji-bijian dan gula, telah menderita akibat penurunan pendapatan yang sangat tajam dalam beberapa tahun terakhir karena melimpahnya pasokan global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper