Bisnis.com, JAKARTA- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi angka inflasi pada April 2018 berada di kisaran 0,20%-0,23%.
“Inflasi bulan April diprediksi sebesar 0,20%-0,23% (mtm) atau 3,55% (yoy),”kata Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Bisnis.com, Selasa (1/5/2018).
Dia mengemukakan prediksi angka inflas April 2018 didorong kenaikan sejumlah harga pangan (volatile food) menjelang Ramadan.
Tingginya permintaan musiman menjelang Ramadan, membuat harga pangan cenderung naik.
Bhima mengemukakan dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sepanjang April harga bawang merah naik 19,4%, daging ayam 5,21% , daging sapi 0,08%, telur ayam 7,1% dan minyak goreng 0,4%.
Sementara itu, Bhima mengemukakan pelemahan kurs rupiah juga menyebabkan imported inflation.
“Harga bahan baku impor terutama untuk industri makanan minuman dan industri pakaian jadi naik,” kata Bhima.
Untuk inflasi dari administered price, diprediksi cenderung stabil setelah adanya peraturan Kementerian ESDM terkait harga BBM nonsubsidi, meskipun harga minyak dunia tengah dalam tren naik.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu atau besok (2/5/2018) akan mengumumkan angka inflasi April 2018.
Pada Maret 2018, BPS merilis angka inflasi inflasi sebesar 0,2%. Adapun, inflasi secara tahun kalender 2018 mencapai 0,99% dan inflasi tahun ke tahun 3,40%.