Bisnis.com, JAKARTA- Ekonom memprediksi akan ada peningkatan besaran impor menjelang Ramadan dan Lebaran 2018.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi akan terjadi peningkatan aktivitas impor, juga guna mengantisipasi panjangnya cuti Lebaran.
“[Antara lain] impor barang konsumsi dan bahan baku. Importir juga mengantisipasi panjangnya cuti lebaran yang ditambah pemerintah. Itu buat impor [berpotensi] menumpuk di April-Mei,” kata Bhima kepada Bisnis.com, Selasa (1/5/2018).
Ekonom Centre of Reform on Economics (Core) Indonesia juga memperkirakan akan ada peningkatan impor menjelang Ramadan dan Lebaram.
“Impor nonmigas juga biasanya naik lebih cepat menjelang Ramadan dan Idulfitri,” kata Direktur Penelitian Core Indonesia Mohammad Faisal kepada Bisnis.com.
Sementara itu Badan Pusat Statistik mengemukakan pada Maret 2018, kinerja perdagangan mengalami surplus US$1,09 miliar setelah selama tiga bulan sebelumnya defisit.
Total ekspor pada Maret 2018 mencapai US$15,58 miliar. Adapun total ekspor nonmigas mencapai US$14,24 miliar.
Sementara impor dalam negeri mencapai US$14,49 miliar, dan US$12,23 miliar diantaranya merupakan impor nonmigas. Sehingga jika diakumulasi neraca dagang Indonesia pada Maret mengalami surplus US$1,09 miliar.