Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARI BURUH: Berikut Lima Jaminan Sosial yang Diharapkan

Hari Buruh Internasional {May Day) diperingati pada hari ini, Selasa (1/5/2018
Petugas beraktivitas di stan BPJS Kesehatan pada ajang Indonesia Business and Development Expo (IBDexpo) 2017 di Jakarta, Kamis (21/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas beraktivitas di stan BPJS Kesehatan pada ajang Indonesia Business and Development Expo (IBDexpo) 2017 di Jakarta, Kamis (21/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA- Hari Buruh Internasional {May Day) diperingati pada hari ini, Selasa (1/5/2018.

Timboel Siregar, Juru Bicara Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI) mengemukakan masih banyak buruh yang belum mendapatkan lima program jaminan sosial salah satunya permasalahan yang dihadapi kalangan buruh saat ini.

Adapun lima jaminan sosial yang diharapkan menyokong tenaga kerja adalah, pertama, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan. KRPI mencatat per april 2018 jumlah pekerja formal yang menjadi peserta JKN masih sekitar 11,7 juta pekerja. Sementara pekerja formal menurut BPS, pada 2017 sebanyak 40 juta pekerja.

“Dengan semakin mahalnya biaya pengobatan maka pekerja dan atau keluarganya yang sakit akan membuat pekerja sudah dan berpotensi menjadi miskin,”kata Timboel kepada Bisnis.com, Selasa (1/5/2018).

Kedua, Jaminan Kecelakaan Kerja yg diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini baru ada 24 juta pekerja formal yg ikut jaminan tersebut. “Kecelakaan kerja yang dialami pekerja juga akan berpotensi memiskinkan buruh.”

Ketiga, Jaminan Kematian yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan. Sampai saat ini peserta formal masih sekitar 24 juta. “Kematian pekerja akan membuat keluarga yg ditinggalkannya berpotensi menjadi sulit.”

Keempat, Jaminan Hari Tua yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan. “Saat ini pesertanya sekitar 15 juta. Tanpa jaminan ini pekerja tidak memiliki tabungan.”

Kelima, Jaminan Pensiun yang dikelola BPJS ketenagakerjaan. “Pesertanya masih sekitar 11 juta. Tanpa jaminan pensiun maka pekerja ketika pensiun akan tidak memiliki daya beli dan berpotensi jadi miskin.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper