Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri Targetkan Pabrik Polietilena Baru Rampung 2019

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) memperkirakan pabrik polietilena berkapasitas 400.000 ton per tahun rampung pada 2019.
Fasilitas produksi petrokimia./JIBI
Fasilitas produksi petrokimia./JIBI

Bisnis.com, BOGOR—PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) memperkirakan pabrik polietilena berkapasitas 400.000 ton per tahun rampung pada 2019.

Edi Rivai, General Manager of Polymers Technical Service and Product Development TPIA, menuturkan pabrik ini merupakan upaya perusahaan memenuhi kebutuhan bahan baku industri kemasan dalam negeri. Polietilena merupakan produk antara yang kemudian diolah menjadi produk kemasan plastik. 

"Investasinya sekitar US$400 juta," kata Edi, di sela-sela rapat kerja  Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian di Bogor, Senin (23/4/2018). 

Edi menuturkan pabrik polietilena ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam membangun rantai produksi terpadu. Sebelumnya pada 2015, perusahaan telah meningkatkan produksi etilena dari 660.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun. Etilena merupakan bahan baku polietilena. 

Selama ini, Chandra Asri mengolah sendiri etilena yang diproduksi sebanyak 336.000 ton per tahun menjadi polietilena. Di luar angka produksi ini, perusahaan juga memasarkan etilena sebesar 500.000 ton. Sebagian besar dari produksi etilena di pabrik baru akan diolah menjadi polietilena.

Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kemasan plastik di dalam negeri. Kendati sejumlah ekspansi terus dilakukan oleh sejumlah pemain di industri petrokimia, pasokan bahan baku lokal baru akan terpenuhi pada 2030. 

"Saat itu kebutuhan nafta [sebagai bahan baku etilen] mencapai 8 juta ton per tahun," katanya. 

TPIA mencatat kebutuhan nafta oleh perusahaan akan terus meningkat setiap tahun. Pada 2016, perusahaan mengolah nafta 3,3 juta ton. Jumlah ini akan naik menjadi 4,17 juta ton pada 2020. Jumlah nafta yang dibutuhkan akan melonjak menjadi 6,5 juta ton seiring dengan beroperasinya komplek pengolahan kedua milik perusahaan. 

Kompleks Chandra Asri Petrochemical II (CAP II) rencananya terletak bersebelahan dengan pabrik CAP I di Cilegon, Provinsi Banten. Kompleks pabrik CAP II membutuhkan lahan seluas total 200 hektare dengan investasi mencapai US$5 miliar. 

Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu belum lama ini menyampaikan lahan pembangunan CAP II sudah tersedia. Hanya saja, Chandra Asri masih perlu membereskan beberapa titik lahan lagi untuk benar-benar merampungkan proses akuisisi.

Agus menyampaikan sebagai induk usaha, pihaknya mendorong Chandra Asri untuk memiliki fasilitas kedua dengan tujuan menekan biaya produksi, sekaligus meningkatkan produksi produk hilir petrokimia.

“Kalau tanpa itu [lahan yang belum selesai], kami sudah bisa bangun sekarang. Tapi masih perlu diperluas karena dengan CAP II, downstream yang dapat dikembangkan bisa jauh lebih banya. Sebagai growing economy, keperluan produk petrokimia kita juga dinamis,” ungkap Agus.

Barito Pacific menguasai 41,51% saham Chandra Asri. Pada tahun lalu, 97% pendapatan Barito Pacific pun berasal dari Chandra Asri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper