Bisnis.com, JAKARTA—Pabrik amoniak dan urea (Amurea) II PT Petrokimia Gresik diperkirakan rampung pada kuartal III tahun ini.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan pabrik amoniak dan urea Petrokimia Gresik menjadi salah satu upaya ekspansi yang dilakukan Pupuk Indonesia Group selain pembangunan pabrik Pusri II dan penambahan kapasitas NPK.
"Agustus atau September tahun ini selesai," ujarnya belum lama ini.
Sementara itu, Corporate Secretary Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono menuturkan kapasitas pabrik amoniak dan urea tersebut masing-masing sebesar 660.000 ton per tahun dan 570.000 ton per tahun. Untuk pabrik amoniak, mulai 15 Maret 2018 hingga saat ini dalam tahap commissioning atau pengujian operasional perusahaan.
"Untuk pabrik urea commisioning mulai Mei 2018," katanya.
Pembangunan pabrik tersebut disebutkan telah mencapai 98,85% secara fisik. Wijaya Laksana, Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero), menuturkan kendati pembangunan fisik hampir mencapai 100%, pabrik pupuk harus melewati serangkaian tes untuk bisa dikatakan selesai.
Sepanjang tahun ini, Pupuk Indonesia Group mengalokasikan belanja modal senilai Rp5,5 triliun untuk ekspansi fasilitas produksi. Terkait dengan rencana ekspansi pabrik NPK, Pupuk Indonesia Group menambah kapasitas produksi karena kebutuhan dalam negeri diperkirakan terus meningkat.
Pengembangan NPK menjadi prioritas Pupuk Indonesia ke depan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Pupuk NPK dinilai telah terbukti memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan produktivitas tanaman, baik itu tanaman pangan maupun perkebunan.
Pemerintah saat ini juga terus mendorong pola pemupukan berimbang melalui penggunaan pupuk NPK. Berdasarkan analisis, potensi pupuk NPK untuk sektor perkebunan juga sangat menjanjikan karena kebutuhan pasar dalam negeri masih cukup tinggi.