Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAPFA Rintis Desa Binaan di Lampung Tengah

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo (Santori) yang berlokasi di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, sedang merintis Desa Binaan di daerah Ring 1 Feedlot perusahaan penggemukan sapi potong ini.
Pekerja memeriksa kandang dan kondisi sapi perah di Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (18/9)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pekerja memeriksa kandang dan kondisi sapi perah di Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (18/9)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo (Santori) yang berlokasi di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, sedang merintis desa binaan di daerah Ring 1 Feedlot perusahaan penggemukan sapi potong ini.

Upaya merintis membentuk desa binaan tersebut diawali dengan membekali calon anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) melalui pelatihan pengelolaan keuangan kelompok dan pelatihan pengelolaan kelembagaan kelompok di tiga dusun di sekitar lokasi usaha.

Head of Social Investment JAPFA R. Artsanti Alif menyampaikan pelatihan yang dilaksanakan di daerah Ring 1 Feedlot Santori merupakan bentuk strategi perusahaan untuk mengembangkan program CSR yang berkelanjutan. Penguatan kelembagaan ekonomi berbasis menjadi salah satu fondasi yang dipilih oleh perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi usaha.

“Pembentukan lembaga ekonomi masyarakat berbasis dusun menjadi pijakan mendasar untuk mendorong perubahan ekonomi di tingkat desa nantinya. Pendekatan kelompok ini memungkinkan masyarakat untuk mengumpulkan potensi sumber daya mereka dan bersama-sama mengembangkan kegiatan ekonomi," tuturnya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (7/4/2018).

Dia mengatakan dari hasil pendampingan yang baru berjalan dua bulan, rata-rata kelompok dapat mengakumulasi modal secara mandiri rerata Rp2-Rp5 juta per kelompok. Pendekatan kelompok ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memastikan terjadinya keberlanjutan program nantinya. Menurutnya pendekatan kelompok tersebut memungkinkan untuk mendorong keberdayaan dan memampukan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi secara mandiri.

“Tahap awal ini kami fokus pada penguatan kelompok dan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis kelompok. Kemudian setelah kelompok kuat barulah akan didorong untuk pelembagaan dalam berbagai model kelompok usaha baik itu koperasi ataukah nanti menjadi satuan badan usaha di tingkat Desa ataupun Dusun,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper