Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UGM Usulkan 4 Strategi Sistem Pertanian Terpadu Berikut Ini

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengusulkan pembangunan 4 strategi sistem pertanian yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan atau yang dikenal sebagai sistem pertanian terpadu (integrated farming system).
Petani menggarap lahan pertanian dengan bantuan mesin pompa air berbahan bakar gas elpiji 3 kg untuk irigasi, di Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Selasa (25/7)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Petani menggarap lahan pertanian dengan bantuan mesin pompa air berbahan bakar gas elpiji 3 kg untuk irigasi, di Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Selasa (25/7)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com,JAKARTA—Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengusulkan pembangunan 4 strategi sistem pertanian yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan atau yang dikenal sebagai sistem pertanian terpadu (integrated farming system).

Dekan Fakultas Pertanian UGM Prof. Ali Agus mengatakan 4 strategi integrated farming system ini ditujukan untuk perbaikan nasib dan kesejahteraan petani di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan untuk menyikapi pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS. Brodjonegoro tentang permasalahan stunting yang menyebar di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan.

Ali mengatakan, permasalahan stunting terjadi akibat kemiskinan yang dialami masyarakat Indonesia. Padahal, sekitar 60% penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan bekerja sebagai petani, buruh tani, peternak dan nelayan.

“Meskipun kehidupan sehari-hari mereka sangat dekat dengan sumber daya alam, kesejahteraan mereka tidak kunjung datang, bahkan akhir-akhir ini semakin ironis dan semakin sulit. Karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Indonesia mutlak diperlukan,” kata Ali dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (4/4/2018).

Menurutnya, petani di Indonesia hanya memiliki lahan sempit, yaitu kurang dari 0,3 hektare, terutama mereka yang berada di Pulau Jawa. Selain itu, sistem pertanian dalam negeri masih mengandalkan input produksi tinggi dan harga jual berfluktuasi.

Hal itu mengakibatkan petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya. Selain itu, di berbagai belahan dunia, kaum marjinal dan terpinggirkan yang hidup dalam kondisi keterbatasan, dan kemiskinan umumnya adalah yang hidup sebagai nelayan, petani, dan buruh tani.

“Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, atau meningkatkan pendidikan dan keterampilan, sekaligus juga tidak mampu meningkatkan gizi keluarganya. Hal ini jadi permasalahan serius bagi masyarakat Indonesia, sehingga berpotensi meningkatkan angka stunting dan kurang gizi masyarakat,” ujarnya.

Salah satu usulan Fakultas Pertanian UGM dalam meningkatkan kesehatan gizi dan kesejahteraan petani adalah dengan menjalankan sistem pertanian terpadu. Tujuannya, untuk memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, 4 strategi menuju integrated farming system. Pertama, meningkatkan variasi sumber-sumber pendapatan petani. Kedua, menurunkan biaya produksi, dengan penggunaan bahan organik yang berasal dari ternak atau hasil sisa pertanian.

Ketiga, optimalisasi pemanfaatan lahan secara bijak. Terakhir ialah pengembangan kelembagaan yang terpadu, sebab keterpaduan tidak hanya dari segi teknis pertanian, tetapi juga kelembagaan yang mantap untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga saat ini ada 9 juta anak mengalami stunting atau kekurangan gizi, baik di perdesaan maupun perkotaan. Jika terus dibiarkan stunting dapat merugikan ekonomi Indonesia, hingga mencapai Rp300 triliun per tahun.

“Diharapkan SDM Indonesia mampu bersaing di era ekonomi digital yang memerlukan penguasaan teknologi dan skill yang tinggi, serta memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi," kata Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper