Bisnis.com, JAKARTA--Produsen semen nasional berkomitmen untuk mendukung industri ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, mengatakan industri semen merupakan sektor yang paling lahap energi kedua setelah pembangkit listrik. Saat ini, ASI berkerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk mendorong green industry.
"Kami punya tugas mengurangi emisi karbon sebesar 5% selama 2010 hingga 2020. Langkah yang kami lakukan antara lain meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif dan material alternatif," ujarnya Senin (26/3/2018).
Beberapa bahan bakar alternatif yang bisa digunakan oleh produsen semen untuk mengganti batu bara antara lain sampah, sekam padi, cangkang kelapa, dan lainnya. Adapun, material alternatif untuk menekan penggunaan terak antara lain fly ash dan slag.
"Untuk terak, 1 ton bisa mengeluarkan karbondioksida 600--700 kilogram. Untuk mengurangi penggunaan terak, clinker harus bagus supaya material alternatif bisa lebih banyak," jelasnya.
Produsen semen juga dapat mengurangi penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik dengan teknologi waste heat recovery power generation/WHRPG. Beberapa pabrik yang telah menggunakan teknologi ini antara lain Pabrik Semen Gresik dan Semen Padang milik Semen Indonesia Grup, dan Semen Jawa milik SCG.
Menurutnya, semua pabrikan semen harus menuju ke arah efisiensi penggunaan energi ke depan supaya bisa bersaing, apalagi saat ini industri semen Indonesia mengalami kelebihan pasokan.
"Dengan utilisasi pabrik yang rendah, salah satu efisiensi bisa lewat pengurangan bahan bakar, listrik, dan penggunaan material alternatif yang banyak. Semua pabrik harus ke arah sana," jelasnya.
Selain itu, pabrikan semen juga menyepakati mulai tahun depan akan ada pemberian label green proper pada kemasan semen, sehingga masyarakat bisa mengetahui mana produsen yang telah menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Pabrikan Semen Janji Bakal Lebih Ramah Lingkungan
Produsen semen nasional berkomitmen untuk mendukung industri ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Sulistyo Rini
Editor : Ratna Ariyanti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
17 jam yang lalu